'Dapur Raja', Mengangkat Kuliner Kerajaan Majapahit sebagai Peluang Bisnis

'Dapur Raja', Mengangkat Kuliner Kerajaan Majapahit sebagai Peluang Bisnis

- detikFood
Kamis, 08 Mei 2014 10:16 WIB
Foto: Detikfood
Jakarta - Kekayaan kuliner dan sejarah Indonesia bisa menjadi peluang bisnis untuk wirausaha kuliner. Salah satu warisan kuliner era Majapahit. Selain diolah dengan racikan bumbu tertentu juga disajikan dengan cara yang unik.

Dalam rangka mendorong kreatifitas para pengusaha mikro dan menjelajahi sejarah Indonesia Universitas Ciputra Entrepreneurship Center kembali mengadakan 'Kitchen Lab' yang mengangkat tema Dapur Raja. Program ini dilakukan menyusul kesuksesan program pelatihan komunitas usaha mikro yang dibina World Vision Indonesia.

Bertempat di DBS Tower lt. 9 Ciputra World, Kuningan, Jakarta Selatan, Kitchen Lab ini dipimpin oleh chef Hugo. Secara khusus chef Hugo mengangkat hidangan para raja di masa Majapahit yang masih belum banyak diketahui masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Indonesia kaya akan budaya, nilai budaya tersebut sangat mahal di luar negeri. Peluang pasar yang tepat harus dilihat dulu siapa yang mau membeli, salah satu peluang yang bisa dijual kuliner Indonesia adalah sejarahnya.” tutur Chef Hugo kepada DetikFood (07/05/2014).

Kerajaan Majapahit sendiri pernah berdiri sekitar tahun 1293 hingga 1500 masehi. Kekuasaan kerajaan Hindu- Buddha ini membentang di Jawa, Sumatra, hingga Indonesia bagian timur. Kuliner Majapahit tercatat dalam beberapa prasasti seperi Prasasti Panggumulan I (902 Masehi), Prasasti Watukura (902 Masehi), dan prasasti Paradah II (943 Masehi).

Racikan hidangannya ternyata lekat dengan perpaduan budaya Tiongkok, Bali, dan Eropa. Di Kitchen Lab kali ini, ada lima menu kerajaan yang kembali dihidupkan yaitu Srebad, Jukut Harsyam, Ayam Kuning, Weas Paripurna, dan Wajik.

Srebad adalah minuman kuno Majapahit yang terbuat dari jahe, cengkeh, serai, kayu manis, secang, dan gula. Minuman ini berwarna merah kecokelatan dengan rasa manis dan hangat. Dulu raja Majapahit menyajikan minuman ini untuk petinggi Belanda karena warna hampir sama dengan red wine tapi tidak beralkohol.

Hidangan utama, Jukut Harsyam, sup bebek yang dimasak dengan pisang muda. Pedoman bumbunya adalah Dharma Caruban yang mengacu pada dewa dan dewi agama Hindu, seperti 1 kencur menjadi simbol Yudistira, 4 lengkuas simbol Bima, hingga 3 kunyit simbol Arjuna. Semuanya membentuk citarasa gurih segar.

Selain itu ada juga Ayam Kuning yang diracik dengan bumbu betutu tradisional Bali. Sebagai makanan pokok, ada Weas Paripurna, kombinasi nasi hitam, kuning, merah, dan putih yang harus disusun sesuai mata angin. Hidangan pun ditutup dengan wajik dari beras ketan yang merupakan jajanan kuno Majapahit.

(dni/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads