Mungkin kita menganggap bahwa menyantap janin bebek sungguh tidak etis, namun bagi orang Filipina ini bagian dari pusaka kuliner mereka. Orang Laos, Kamboja, dan Vietnam juga menyantapnya, biasanya dengan bir.
Di Filipina, balut idealnya berumur 17 hari. Pada usia ini, anak bebek belum cukup dewasa untuk menunjukkan paruh, bulu, atau cekernya. Tulangnyapun belum berkembang. Sementara itu, orang Vietnam lebih suka balut berusia 19-21 hari. Bentuk bebeknya mulai kelihatan, tulangnya keras namun menjadi empuk setelah dimasak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang Filipina senang menambahkan garam serta campuran cabai, bawang putih, dan cuka ke dalamnya. Sementara itu, orang Vietnam biasa menyantap balut dengan sedikit garam, air jeruk lemon, lada bubuk, dan daun mint Vietnam. Berbeda dengan orang Kamboja, yang hanya menambahkan sedikit campuran air jeruk nipis dan merica bubuk.
Setelah dibumbui, seruput cairan di dalam telur. "Ternyata rasanya enak!" tulis Rocket News 24 (23/04/13). Barulah kemudian cangkangnya dikupas. Tahap ini cukup membutuhkan nyali, karena Anda akan melihat pembuluh darah dan bulu janin bebek yang mulai tumbuh.
Inilah saatnya menyantap balut. Seperti apa rasanya? "Rasanya seperti bulu, tulang, hati, otak, ceker, dan daging bebek," ujar reporter situs Rocket News 24 (04/01/13) yang mencobanya.
Teksturnya dikatakan seperti tulang rawan, namun rasanya sulit digambarkan. Ups, bulunya terselip di gigi! Meski rasanya tak begitu buruk, bagaimanapun juga, reporter tersebut mengaku hampir muntah saat membayangkan menyantap janin bebek.
Orang Filipina menyantap balut karena diyakini bernutrisi dan memberi kekuatan. Agar hasilnya maksimal, Anda harus menyantap dua butir balut sekaligus! Selain direbus dan dibumbui begitu saja, balut juga bisa dibuat menjadi omelet, semur, sate, bahkan isian pastry.
Di Filipina ada kompetisi memakan balut. Kuliner ekstrem inipun pernah ditampilkan di acara Fear Factor dan Hell's Kitchen. Berani mencoba?
(flo/odi)