Ikan ini dikenal dengan nama ikan belut atau dalam bahasa Minang 'baluik'Β Belut ada 3 janis, belut rawa, belut air tawar dan belut laut. Di negara Asia lain, ikan yang bentuknya panjang mirip ular ini sudah populer. Di Indonesia yang umum dimakan adalah jenis belut sawah yang kecil panjang.
Bentuk ikan ini mirip ular kecil panjang, tubuh tak bersisik, berlendir dan dagingnya juga tidak tebal. Umumnya belut diolah dengan cara digoreng atau dibakardan disantap dengan sambal terasi segar atau sambal goreng. Belakangan belut ini digoreng dengan balutan adonan tepung sehingga makin renyah gurih rasanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Per bilah bambu isinya 10 ekor ikan bilih. Bilah ini digantung dan dijemur hingga ikan belut mengering. Saat dijual di pasar ikan belut ini dijual per bilah, dan dirangkai menjadi 5 bilah sekaligus dengan harga Rp.40.000,00. Agak mahal mengingat proses pembuatannya cukup lama. Baluik ini banyak dijual di los ikan asin di pasar tradisional terutama di hari pasar.
Baluik masiak atau belut kering ini dipotong-potong lalu digoreng hingga kering dan wangi. Umumnya ikan ini diberi bumbu lado mudo (cabai hijau) atau balado (cabai merah). Rasa pedas manis dan gurih baluik ini makin enak setelah dikucuri air jeruk nipis atau limau. Menyantapnya cukup dengan sepiring nasi hangat. Onde mande lamaknyo!
(dev/Odi)