Sejak dibangun pada abad 16, Batavia , sebutan untuk Jakarta pada masa itu, sudah menjadi kota pelabuhan yang ramai. Sunda Kelapa yang menjadi pintu masuk perdagangan membawa bangsa Portugis, Tiongkok, Belanda, India dan Arab berikut pengaruh budayanya.
Kini, jejak pengaruh budaya mereka muncul dalam beragam hidangan lezat. Semuanya berpadu dalam citarasa lokal yang unik. Karenanya kuliner Betawi sangatlah beragam dan unik, yang tak ditemui di wilayah lain di Indonesia.
Salam usia 487 tahun, Jakarta sudah dihuni oleh 10 juta penduduk yang beragam. Tentunya sebagian besar pendatang di Jakarta membawa serta makanan lokal mereka. Tak heran, jika semua hidangan khas daerah bisa dinikmati di Jakarta. Yang terenak dan unik di daerah ada di Jakarta.
Dalam ulasan kali ini kami mengajak Anda mengenal kuliner Bwtawi, milik penduduk asali Jakarta. Meskipun banyak makanan asing dan daerah lain hijrah ke Jakarta, makanan lokal Betawi tetap bisa dinikmati.
Mulai dari pedagang keliling menjual asinan hingga warung makan yang menjual pecak gurame hingga industri rumahan yang rutin mengolah dodol. Setiap momen kehidupan orang Betawi juga dirayakan dengan makanan khas.
Biji ketapang dan kembang goyang jadi sajian wajib saat lebaran. Semut utuh, pesmol bandeng jadi makanan wajib untuk membalas lamaran. Meskipun jumlah orang Betawi kecil namun budaya dan kulinernya tetap terpelihara.
Nyatanya, banyak penjual makanan khas Betawi yang masih bertahan. Bahkan mulai dihadirkan dalam bentuk rumah makan khusus di mal dan pusat perbelanjaan. Membaur dengan makanan Amerika, Jepang, Korea dan India.
Mau makan enak? Dari subuh hingga tengah malam tersedia beragam makanan di sudut-sudut kota metropolitan ini. Sambil jajan enak kami mengajak Anda mengenal asal muasal makanan Betawi tersebut. Lidah bergoyang, hatipun senang. Jakarta kagak ada matinye!
(odi/odi)