Sebuah studi yang dilakukan oleh Natural Resources Defense Council (NRDC) mengungkapkan bahwa orang Amerika membuang sekitar 40 persen makanannya setiap tahun. Jika dihitung, limbah yang dibuang bernilai sekitar $165 miliar atau Rp 16 triliun.
Sampah tersebut kebanyakan merupakan sampah yang dihasilkan dari buah dan sayur yang tak layak pakai dari pasar swalayan. Jumlah limbah lainnya pun tak kalah tinggi yaitu limbah sisa makanan dari restoran dan konsumen yang tidak menghabiskan makananya.
Tak disadari setiap kita mengonsumsi makanan baik di warung makan ataupun restoran di rumah, banyak sekali yang tak menghabiskan makanan yang disajikan. Padahal makanan tersebut adalah uang sekaligus sumber daya berharga. Pembuangan makanan juga merupakan pemborosan.
Jika setiap orang menyisakan satu butir nasi setiap hari, dengan jumlah penduduk di Indonesia sekitar 250 juta jiwa. Maka dalam sehari sekali makan, akan terdapat 250 juta butir nasi yang sudah terbuang sia-sia.
Sedangkan tiap 1 gram beras berisi 50 butir beras. Jika dikonversikan kedalam KG (kilo gram), maka 250 juta butir nasi sama dengan 5.000 Kg atau sekitar 5 ton yang akhirnya akan dibuang setiap hari dalam satu kali makan.
Ironisnya, menurut data PBB pada tahun 2010 sampai 2012 jumlah penderita kelaparan didunia mencapai 868 juta orang atau 12,5 persen dari jumlah populasi dunia. Sedangkan di daerah Afrika badan PBB pada tahun 2013 tercatat sebanyak 11,3 juta orang dilaporkan menderita kekurangan pangan di benua Afrika.
Masalah pangan menjadi serius karena distribusi pangan di dunia tidak merata. Sementara di negara maju dan berkembang jumlah limbah makanan per hari terus meningkat, termasuk di Indonesia. Karenanya negera maju seperti Inggris dan Amerika mulai melakukan tindakan serius menangangi limbah makanan.
(lus/odi)