Atasi Pembuangan Limbah Makanan, Swalayan Ini Jual Makanan Kedaluwarsa

Atasi Pembuangan Limbah Makanan, Swalayan Ini Jual Makanan Kedaluwarsa

- detikFood
Kamis, 23 Jan 2014 14:32 WIB
Foto: www.salon.com
Jakarta - Limbah makanan kini menjadi permasalahan serius mengingat banyaknya bahan makanan yang dibuang. Tahun 2012 total limbah makanan orang Amerika saja sudah berjumlah 1,6 triliun rupiah per tahun.

Bukan tak mungkin angka ini terus merangkak naik. Untuk mengatasinya, sebuah restoran di Denmark khusus menyajikan hidangan mewah dari limbah makanan. Kini sebuah swalayan di Massachusetts, Amerika juga turut menjual bahan makanan yang telah kedaluwarsa.

Di Amerika, kemasan makanan dilengkapi beberapa informasi kedaluwarsa yang sering membingungkan konsumen. Seperti use-by date dan best before date yang memiliki arti berbeda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Use-by date adalah tanggal yang menunjukkan sampai kapan bahan makanan tersebut aman dikonsumsi. Walaupun masih terlihat bagus dan tidak berbau, bahan makanan yang dikonsumsi melewati use-by date bisa membawa risiko penyakit.

Sedangkan best before date adalah tanggal yang menunjukkan sampai kapan bahan makanan tersebut memiliki kualitas yang baik. Jadi konsumsi bahan makanan yang telah lewat best before date masih terbilang aman, hanya saja rasa atau teksturnya cenderung berkurang.

Kedua informasi kedaluwarsa ini juga disebut-sebut sebagai salah satu penyebab banyaknya limbah makanan orang Amerika. Untuk mengatasi hal ini, mantan presiden swalayan Trader Joe’s yaitu Doug Rauch mengaku punya solusi.

Pada Mei 2013, Rauch meluncurkan swalayan dan restoran bernama The Daily Table. Swalayan yang terletak di Dorchester, Massachusetts ini menjual bahan makanan murah yang sudah dianggap tidak layak jual oleh swalayan biasa.

Bahan makanan yang tersedia antara lain, buah dan sayur yang sudah lewat tanggal kedaluwarsa, makanan yang masih bisa diolah dengan dipanaskan, dan produk lainnya yang masih bagus hanya saja kemasannya rusak.

“Kebanyakan keluarga menyadari mereka tidak bisa memberi nutrisi yang dibutuhkan anak-anak mereka. Tetapi mereka tidak bisa membelinya karena tidak memiliki pilihan,” ujar Rauch, seperti diberitakan Fox News (23/01/2014).

Gagasan inti Rauch adalah membuat makanan sehat terjangkau bagi masyarakat miskin dengan harga yang sama seperti makanan cepat saji. Makanan sehat yang dijual berasal dari makanan yang kedaluwarsa. Meski The Daily Table bersifat non-profit, aneka bahan makanan tidak diberikan gratis alias tetap dijual dengan harga murah.

Rauch mungkin menjadi salah satu orang pertama yang menjual makanan kedaluwarsa atau makanan yang sedikit rusak karena dianggap tidak layak jual. Di balik niat baiknya, tetap saja ada kritik yang datang.

Kritikus menuduh Rauch mengambil makanan orang kaya kemudian menggunakannya kembali untuk dijual pada masyarakat miskin. “Saya hanya bisa mengatakan, salah satu swalayan terbesar (di Amerika) pada dasarnya juga menyajikan kembali beberapa bahan makanan. Ini adalah tentang mengambil dan membuat bahan makanan kembali layak konsumsi. Seperti buah dan sayur yang hampir melewati use-by date,” pungkas Rauch.

(fit/odi)

Hide Ads