Seperti dilansir www.guardian.co.uk (16/6), kita harus memproduksi makanan dua kali lipat lebih banyak dengan mengadopsi teknologi baru dan mencegah banyaknya limbah makanan.
Situs thegatesnotes.com memaparkan jumlah air dan lahan yang dipakai saat memproduksi daging sapi untuk konsumsi manusia. Situs yang dikelola oleh Bill Gates ini juga mengingatkan kita dampak jika kita terus mengonsumsi daging bagi lingkungan sekitar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika kelak dunia tiba pada fase kesulitan memproduksi daging dan kebutuhan pangan pokok lainnya, food futurologists atau ahli pangan masa depan punya solusi. Mereka telah punya rencana untuk mengganti bahan makanan pokok dengan beberapa alternatif.
Salah satunya serangga. Mungkin memang beberapa orang menganggap hewan ini sebagai binatang yang menjijikkan, tetapi para ilmuwan punya jawaban mengapa mereka menawarkan hewan ini pada dunia. Serangga, khususnya belalang dan jangkrik mempunyai sumber protein yang sangat tinggi.
Dibuktikan oleh penelitian Wageningen University di Belanda. Serangga lebih menguntungkan daripada ternak. Mengonsumsi lebih sedikit air, dan ada lebih dari 1.400 spesies yang bisa dimakan oleh manusia. Serangga jelas lebih ramah lingkungan daripada sapi, ayam, dan hewan ternak lainnya
Pangan alternatif kedua adalah rumput laut. Kelompok Algae ini punya kedudukan paling bawah dalam rantai makanan. Artinya, kita tidak perlu cemas akan ketidakseimbangan rantai makanan. Rumput laut dapat tumbuh sangat cepat di dasar laut, bahkan dalam air yang berpolusi dan dapat bertahan dalam tempat yang berpotensi merusak tanaman.
Rumput laut banyak dikonsumsi orang Jepang dan China. Digunakan sebagai pupuk, melembabkan tanah, dan makanan hewan. Ilmuwan juga memaparkan bahwa tanaman ini dapat menghasilkan banyak minyak yang dapat digunakan untuk bahan bakar. Kelompok algae ini telah menjadi hal krusial di lautan. Bahkan ia dapat menjadi makanan udang kecil sampai paus biru, dan juga menghilangkan CO2 di udara.
(odi/odi)