Berdasarkan berita yang dilansir Huffington Post (11/03/13), permintaan sumpit sekali pakai di China naik hingga hampir 30 miliar beberapa tahun terakhir. Hal ini tentu membebani hutan Negara Tirai Bambu tersebut.
Menurut ketua Jilin Forestry Industry Group, Bai Guangxin, China menghasilkan 80 miliar sumpit sekali pakai per tahun. Ia memperkirakan 20 juta pohon berusia 20 tahun dibutuhkan untuk menutupi produksi sumpit tahunan di China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini memicu aksi dari beberapa kelompok pecinta lingkungan. Pada 2010, Greenpeace Asia Timur bekerjasama dengan seniman China, Yinhai Xu menciptakan hutan sumpit sekali pakai di tempat umum. Mereka melakukannya untuk menerangkan kepada masyarakat bahwa permintaan kayu untuk pembuatan sumpit di China semakin mengkhawatirkan.
Berbagai langkahpun telah diambil pemerintah China, seperti melahirkan kebijakan pembatasan produksi sumpit sekali pakai. Selain itu, pada 2006, pemerintah juga mengenakan pajak 5% untuk sumpit tersebut. Empat tahun kemudian, pemerintah mengeluarkan peringatan bagi perusahaan yang gagal mengawasi produksi sumpit sekali pakai secara ketat.
China berencana menambah lahan hutannya menjadi 40 juta hektar sebelum 2020. Namun, meningkatnya produksi sumpit sekali pakai bisa jadi menghalangi niat mulia tersebut. "Kita harus mengubah kebiasaan konsumsi kita dan mendorong orang untuk membawa peralatan makannya sendiri," saran Bai pada rapat parlemen, Jumat (08/03/13).
(fit/odi)