Sebuah tempat makan Jejepangan menjadi sorotan karena menghadirkan nuansa Ghibli yang kental. Menunya ada Beef Misodemi hingga Shisamo yang terjangkau!
Tren makanan Jepang yang dihadirkan dalam bentuk warung tenda tak jarang menarik perhatian foodies. Di kawasan Asem Baris, Tebet, ada tempat makan Jejepangan yang berbeda dari biasanya.
Valdi, salah satu pemiliknya yang juga seorang konten kreator, menyebut bisnis kulinernya ini terinspirasi dari tempat makan tendaan di Fukuoka, Jepang. Mulai dari konsep tempat, suasana, hingga menu-menunya didesain dengan izin resmi dari salah satu yatai atau tempat makan tendaan di Fukuoka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tempat makan ini juga tengah viral di media sosial karena disebut bernuansa Ghibli atau menyerupai animasi asal Jepang. Bernama Higenaka, tim detikfood mencicipi beberapa menu andalan di sana.
Detail Informasi | |
Nama Tempat Makan | Higenaka |
Alamat | Jalan KH Abdullah Syafei A/30 (Lion Parcel Gudang Peluru), Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan |
No Telp | 0881-0824-18688 |
Jam Operasional | Senin - Jumat, 19.30 - 01.00 WIB RABU TUTUP Sabtu - Minggu, 18.30 - 01.00 WIB |
Estimasi Harga | Rp 10.000 - Rp 68.000 |
Tipe Kuliner | Japanese food |
Fasilitas |
|
![]() |
Terinspirasi yatai di Fukuoka
Higenaka yang berarti Kumis dan Kacamata, menghadirkan tempat makan Jejepangan tendaan yang beda dari biasanya. Hal ini dibenarkan oleh Valdi, salah satu pemiliknya, saat ditemui oleh tim detikfood, Selasa (26/8).
"Higenaka ini terinspirasi dari yatai atau tempat makan kaki lima gerobakan di Fukuoka, Jepang. Kita risetnya cuma dari YouTube, sampai akhirnya berani izin ke mereka untuk bikin dengan konsep yang sama di Indonesia. Uniknya, saya dan partner juga belum pernah coba yatai di Fukuoka. Murni riset online aja," kata Valdi kepada detikcom.
Gerobak serba kayu dengan susunan kain bertuliskan higenaka menyambut para pelanggan yang datang. Suasana yang dihadirkan di Higenaka benar-benar selayaknya penjual makanan gerobakan di Jepang.
Walaupun lokasinya berada di Jakarta Selatan yang cukup padat lalu lintas, tetapi setelah duduk di dalam tenda Higenakan suasananya terasa seolah langsung berbeda. Banyak pelanggannya yang menyebut Higenaka memiliki nuansa khas Ghibli atau studio animasi asal Jepang.
![]() |
Wajib Reservasi Sebelum Datang
Karena tempat makan yang terbatas, Higenaka menyarankan pengunjung reservasi sebelum hadir. Pada akun Instagram @higenaka.jkt tertera kontak yang dapat dihubungi untuk melakukan reservasi sebelum datang untuk makan.
Pada area duduk di depan gerobak yatainya, Higenaka hanya mampu menampung 10 orang saja. Demi kenyamanan bersama, tempat makan yang buka pukul 19.00 sampai larut malam ini pun lebih mengutamakan pelanggan yang datang dengan reservasi.
Setiap hari ada 4 sesi makan yang berlangsung masing-masing 1 jam 15 menit. Sesi pertama dimulai pukul 19.30 hingga sesi terakhirnya yang dimulai pukul 23.15. Disarankan pelanggan datang tepat waktu agar mendapatkan pengalamannya yang maksimal.
![]() |
Ramen hingga Beef Misodemi yang Ramah di Kantong
Higenaka yang terlihat sederhana ternyata punya menu lengkap. Terutama pilihan menu utama yang enak-enak dengan citarasa khas Jepang yang berusaha disamakan dengan aslinya, tetapi dalam versi 'BPJS' atau harga lebih terjangkau.
Ada tiga menu utama Higenaka yang kami cicipi. Pertama, Tori Paitan Ramen seharga Rp 38.000 dengan porsi yang cukup mengenyangkan.
Tekstur mie yang kenyal lembut dilengkapi dengan potongan ayam rebus, jamur kuping, hingga kuah kaldu. Kaldunya terasa gurih lembut hasil dari rebusan ayam yang lama. Karakter kaldunya lebih mirip seperti kaldu bening yang ditambahkan campuran bumbu, bukan kaldu ayam kolagen pada sajian tori paitan di beberapa kedai ramen lain.
Menu nasi dengan lauk pauk komplit seperti Beef Misodemi (Rp 68.000) dan Shisamo Fish (Rp 45.000) juga tak kalah enak. Nasi putih hangat disajikan dengan potongan daging Australian Wagyu MB6 seberat 150 gram yang dipanggang di atas arang.
Tekstur yang juicy dengan aroma smoky lembut menambah kuat karakter rasanya. Sebelum disantap jangan lupa dicelupkan ke dalam saus Misodemi yang gurih dengan sentuhan rasa fermentasi dari miso.
Sementara untuk ikan shisamo disajikan dengan tekstur yang renyah diluar dan lembut didalam. Agar mengurangi rasa asin alami dari ikan Shisamo bisa menambahkan perasan jeruk nipis ke atasnya, atau menyantapnya bersama nasi supaya rasanya lebih seimbang.
![]() |
Yakitori Serba Rp 10 Ribuan yang Nikmat
Selain menu nasi, layaknya tenda Jejepangan, Higenaka juga punya menu yakitori. Yakitori atau sate-satean khas Jepang ini diracik dengan bumbu semirip mungkin dengan rasa yakitori asli Jepang.
Ada tiga jenis yakitori yang kami coba, yaitu Kawa (Rp 10.000), Negima (Rp 10.000), dan Tsukune (Rp 12.000). Olesan bumbu yakitori di sini menggunakan tare atau soy sauce kental khas Jepang. Walaupun menggunakan bahan-bahan makanan khas Jepang, Higenaka mempertahankan pemilihan produknya hanya menggunakan bahan-bahan yang halal.
Kawa atau yakitori kulit ayam punya perpaduan rasa manis, gurih, dan umami, yang meresap. Teksturnya tetap kenyal dengan renyah tipis di bagian luar.
Sementara penyuka ayam yang juicy dapat memesan negima. Menggunakan potongan daging ayam bagian paha, membuat olesan tare glazenya meresap maksimal.
Selain itu ada juga tsukune yang terbuat dari cincangan daging ayam. Rasa gurih umaminya pas dengan bulatan daging ayam yang tak terlalu padat sehingga matang merata dan tetap juicy.
Ingin tempat makan atau produk Anda direview detikfood? Kirim email ke redaksi@detikfood.com
Simak Video "Kuliner 'Murmer' di Stasiun Tebet"
[Gambas:Video 20detik]
(dfl/adr)