Menyeruput Kopi Tubruk Segar dari Toko Kopi yang Berusia 81 Tahun

Toko Kopi di Dalam Pasar

Menyeruput Kopi Tubruk Segar dari Toko Kopi yang Berusia 81 Tahun

Diah Afrilian - detikFood
Sabtu, 14 Des 2024 12:00 WIB
Menyeruput Kopi Tubruk Segar dari Toko Kopi yang Berusia 81 Tahun
Foto: detikcom/Diah Afrilian

Tawarkan Kopi Arabika dan Robusta Lokal

Menyeruput Kopi Tubruk Segar dari Toko Kopi yang Berusia 81 TahunHanya ada dua jenis biji kopi di sini, yaitu arabika dan robusta dari Lampung, Flores, dan Jawa Timur. Foto: detikcom/Diah Afrilian

Layaknya kopi legendaris yang sederhana, hanya ada dua pilihan jenis biji kopi di sini. Yaitu Arabika dan Robusta. Arabikanya terbagi menjadi dua, arabika tunggal dari Jawa Timur dan arabika dari Flores.

Untuk jenis kopi robustanya, Toko Sedap Djaja menggunakan robusta istimewa yang didatangkan dari Lampung. Tetapi para pelanggan juga diperbolehkan untuk menyampur kedua jenis biji kopi tersebut dengan takaran yang sama rata.

Satu kilogram arabika tunggal dibanderol Rp 200.000 sementara untuk arabika Flores dipatok Rp 220.000 per kilogramnya. Robusta yang dijual di toko ini juga terdampak kenaikan harga kopi, per kilogramnya dijual Rp 142.000.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aromanya harum menyengat, bahkan sudah terhirup dari jarak 10 meter sebelum memasuki area toko. Biji kopi yang dipanggang hingga dark roast disimpan dalam kondisi biji utuh dan baru akan digiling ketika pelanggan sudah sampai di toko dan hendak mengambilnya.

Rasa Kopi yang Kuat dengan Krema Pekat

Menyeruput Kopi Tubruk Segar dari Toko Kopi yang Berusia 81 TahunKremanya pekat dengan rasa kopi yang kuat berkat pemanggangan dark roast. Foto: detikcom/Diah Afrilian

Sayangnya Toko Sedap Djaja tak menyediakan fasilitas untuk menyeduh kopi. Sehingga kami yang tak sabar mencicipinya harus melipir ke warung kopi yang berada di depannya.

ADVERTISEMENT

Saat diseduh buih krema keluar banyak dan pekat. Krema yang tebal menandakan kesegaran biji kopi yang memang terjaga sejak disangrai sampai pengemasan berlangsung. Aroma kopi setelah diseduh juga tak sekuat ketika kopi masih menjadi bubuk.

Mencicipi gelas pertama berisi Robusta Istimewa, rasa pahit yang menusuk langsung terasa ketika pertama kali disesap. Aftertaste atau kesan rasa yang ditinggalkan pun tetap pahit tanpa ada notes lain.

Pada gelas kedua ada kopi arabika tunggal yang berasal dari Jawa Timur. Aromanya lebih lembut daripada robusta, dengan rasa yang menyeruak pahit diikuti rasa asam setelah dicecap. Kesan rasa yang ditinggalkan tipis asamnya dan clean atau tak terlalu menempel pada rongga mulut.

Kami juga mencicipi perpaduan robusta dan arabika dengan perbandingan 1:1, 125 gram biji kopi arabika Flores dan 125 gram robusta istimewa dari Lampung. Saat disesap rasa asli dan karakter kedua biji kopi tetap kuat.

Pahit yang lebih dahulu menyeruak ke seluruh rongga mulut. Tetapi setelah beberapa saat terasa asam yang sangat tipis dan meninggalkan kesan rasa asam yang juga sangat tipis.

Sedikit berbincang dengan warung kopi di dekat toko, penjualnya mengaku ia juga membeli kopi yang disajikan dari Toko Sedap Djaja. Tetapi untuk penjual warung kecil ada harga khusus yang harganya dipatok lebih rendah Rp 500 per 250 gramnya.

Ingin tempat makan atau produk Anda direview oleh detikcom? Kirim email ke foodreview@detik.com.

Baca juga: Gegara Tak Mau Makan, Penumpang Pesawat Diamankan Pramugari



Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]

(dfl/odi)

Hide Ads