Di taman Gandaria ada bakso gerobak sepeda yang menarik perhatian karena sudah mulai berjualan sejak 1988. Menawarkan bakso khas Klaten berkuah gurih dan teksturnya renyah.
Bakso gerobakan tak kalah menarik dengan bakso tendaan. Menawarkan bakso dengan cita rasa lezat, tetapi harganya lebih terjangkau.
Di sekitar taman Gandaria pun ada penjual bakso gerobakan yang ramai dibeli, namanya Bakso Gerobak Pak Mbedud. Meskipun hanya dijajakan dengan sepeda, tetapi bakso ini berhasil menjadi favoritnya banyak orang. Dari kalangan artis hingga pejabat juga menyukai kelezatan racikan bakso pak Mbedud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bakso pak Mbedud menawarkan bakso Klaten, Jawa Tengah dengan cita rasa kuah gurih beraroma dan tekstur bakso yang kenyal dan renyah.
Pengunjung perlu datang lebih awal agar bisa menikmati semangkuk bakso dengan isian lengkap. Sebab, baksonya cepat habis. Penjualnya, pak Mbedud pun hanya perlu mangkal sekitar 2 jam sampai baksonya ludes terjual.
detikFood sempat menyambangi Bakso Sepeda Gandaria Pak Mbedud untuk mencicipi langsung bakso favorit banyak orang. Sekaligus, ngobrol dengan pak Mbedud soal kisah sukses jualan baksonya.
1. Sudah berjualan tahun 1988
![]() |
Pemilik bakso sepeda, pak Mbedud bercerita kalau dirinya sudah mulai berjualan sejak tahun 1988. Dari awal, ia sudah mengayuhkan gerobak sepedanya di sekitar komplek taman Gandaria, Jakarta Selatan.
Sejak berjualan tahun 1988, nama bakso sepeda ini sudah ganti beberapa kali. Sebab, pak Mbedud sendiri sering berpindah tempat mangkal, sehingga banyak orang memanggilnya dengan sebutan berbeda.
Awal mulanya ia memangkal gerobak sepeda di depan puskesmas Gandaria, sehingga lebih dikenal dengan sebutan Bakso Puskesmas. Kemudian, pak Mbedud beberapa kali bergeser tempat mangkal, mulai dari di depan penjual mie ayam bertenda kuning, hingga akhirnya berjualan di pengkolan taman Gandaria.
Ketika salah satu Youtuber datang ke bakso gerobak sepeda ini, nama panggilannya pun berubah menjadi Bakso Gandaria Pak No. Nama panggilan itu kembali berubah ketika foodies lain datang dan memberi sebutan Bakso pak Mbedud.
Pak Mbedud mengaku, bakso ini semakin viral setelah para Youtuber dan artis datang untuk mencicipi langsung bakso racikannya.
2. Bakso racikan khas Klaten, Jawa Tengah
![]() |
Sejak tahun 1988, pak Mbedud yang berasal dari Klaten, Jawa Tengah, merantau ke Jakarta untuk berjualan bakso. Ia sebenarnya tidak punya sebutan khusus untuk racikan baksonya. Pak Mbedud hanya mengungkap bakso ini spesial Klaten.
Semangkuk bakso juga punya isian sangat sederhana, terdiri dari bakso polos halus, tahu, soun, mie kuning, dan siraman kuah kaldu bening.
"Bakso isinya cuma daging dan tahu. Kan racikannya gitu doang. Gak bikin aneh-aneh. Bakso Klaten wae, spesial Klaten," ujar pak Mbedud kepada detikFood.
Meskipun saat ini jualan baksonya viral, tetapi dulu racikannya dianggap tidak seenak sekarang. Putra pak Mbedud menjelaskan, dulu jualan bakso ayahnya tidak enak. Namun, pak Mbedud selalu mendengar masukan dari konsumen.
Seiring berjalannya waktu, ia mengubah racikannya sesuai dengan saran dari konsumen. Sampai akhirnya bisa menyajikan bakso dengan cita rasa yang disukai lidah banyak orang.
"Dari Klaten ke Jakarta untuk jualan bakso. Dari bujangan udah mulai jualan. Dulunya rasanya gak begini. Dia terus dengerin konsumen," jelas putra pak Mbedud kepada detikFood.
Jualan bakso pak Mbedud menjadi sangat viral sekarang. Pengunjung dari berbagai daerah di sekitar Jakarta pun rela mampir ke bakso gerobakan ini untuk mencicipi langsung racikan bakso pak Mbedud.
Cita rasa Bakso Pak Mbedud yang habiskan 30 kg per hari bisa dilihat pada halaman selanjutnya!
3. Habiskan 30 Kg daging per hari
![]() |
DetikFood sempat mencoba semangkuk racikan bakso Pak Mbedud yang terdiri dari 6 bakso polos berukuran sedang dan 1 tahu bakso cokelat. Dilengkapi soun, bawang goreng, dan daun bawang. Semangkuk baksonya pun dibanderol dengan harga Rp 20.000 saja.
"Rp 20.000 isi tujuh. Kalau ada tahu, 1 tahu dan 6 bakso," jelas pak Mbedud.
Bakso ini memiliki racikan berkuah bening tanpa banyak lemak. Meskipun begitu, rasa gurih yang pas tetap tercap di lidah, dan ada aroma bawang putih cukup kuat.
Bakso daging-nya juga polosan saja dan tidak berurat. Teksturnya renyah sehingga ada sensasi 'kres' ketika menggigit bakso daging itu. Namun, saat dikunyah, masih tersisa tekstur kenyal pada baksonya.
Semangkuk bakso pak Mbedud memang sangat sederhana, tetapi komposisi yang pas antara kuah kaldu dan bakso dagingnya membuat kami ketagihan. Semakin nikmat ditambah dengan sambal yang pedasnya nampol.
![]() |
Rupanya, racikan kuah bakso gurih sedap ini berasal dari air rebusan bakso daging, ditambah dengan tulang dengkul sapi.
Pak Mbedud juga sangat memperhatikan kualitas daging yang dipakai untuk membuat baksonya. Dagingnya dipilih yang kualitasnya benar-benar bagus dan premium. Sehingga dalam sehari, ia juga tidak bisa terlalu memastikan takaran daging yang dipakai.
Pak Mbedud mengungkap, kalau dagingnya punya kualitas baik, ia bisa menghabiskan kurang lebih 30 kilogram daging sapi per hari. Namun, kalau kualitasnya banyak yang kurang bagus, ia pun hanya menyiapkan sisanya sekitar 15 kilogram.
"Sehari tergantung daging. Kalau daging bagus bisa diatas 30 kg daging. Kalau dagingnya jelek bisa kira-kira 15 kg," ujar pak Mbedud.
Setiap hari pak Mbedud sudah mulai berjualan bakso sejak pukul 08.00 pagi. Kalau ke sini, lebih baik datang di awal karena baksonya sangat laris. Bahkan, baksonya bisa ludes setelah dua jam pak Mbedud memarkirkan gerobak sepedanya.
"Bukanya am 8. Kalau hari biasa paling siang jam setengah 12 habis. Kadang jam setengah 11 kadang jam 11. Kalau weekend, habis lebih cepat sekitar jam 11. Bisa jam 10 habis atau jam setengah 11," ungkap putra pak Mbedud.
dβfoodspot Review
Ulasan lengkap rekomendasitempat makan untukmu