Pencinta bubur ayam pasti tak asing dengan bubur ayam gaya Bandung. Tak ada kuah kuning yang melengkapi bubur ayam ini seperti pada bubur ayam Sukabumi atau Cirebon. Toppingnya juga lengkap sehingga tak tersedia sate-sate pelengkap bubur ayam.
Sedang ingin menyantap bubur ayam Bandung, kami mampir ke warung makan Pak H. Amid di Jalan Pajajaran Nomor 105. Warung makan ini disebut-sebut punya racikan bubur ayam nikmat. Tempatnya memang sederhana tapi saat kami mampir, warung makan sudah dipadati pembeli bahkan ketika masih pagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Semua bubur tersedia dalam pilihan porsi 1/2 dan 1. Harganya mulai dari Rp 4.000 untuk bubur polos hingga Rp 19.000 untuk bubur ayam spesial.
Semangkuk bubur ayam spesial 1/2 porsi (Rp 16.000) kami pesan untuk santap sore. Wah, meski porsinya setengah, namun satu mangkuk hampir terisi penuh. Bubur kental berwarna putih dilengkapi irisan cakue, ati ampela, ayam, dan telur rebus. Tak ketinggalan taburan seledri, bawang goreng dan kacang.
Buburnya begitu kental dengan cita rasa gurih ringan. Sang pemilik, Ibu Cicah mengakui memang kekentalan buburlah yang membuat racikan bubur ayam Pak H. Amid digemari. Selain itu, bubur selalu dibuat baru alias tidak pernah dibuat stok.
"Kalau (bubur) habis bikin, habis bikin. Nggak ada stok karena bubur dimasak sesuai kebutuhan," ujar Ibu Cicah. Begitu juga dengan suwiran ayam dan ati ampela. "Kalau habis, tinggal kabari orang dapur untuk buat lagi," lanjutnya.
![]() |
Baik suwiran ayam maupun ati ampela terasa empuk dan gurih. Yang kami suka, potongannya besar-besar dan tanpa aroma anyir. Ibu Cicah menjelaskan, "Dalam sehari kita bisa habiskan 20-30 kg beras. Kalau untuk ati ampela bisa 800-1000 pasang."
Kalau tak suka rasa gurih saja, pengunjung bisa berkreasi tambahkan bumbu. Di atas meja sudah tersedia lada bubuk, kecap asin, kecap manis dan sambal yang bisa dipakai sesuai selera. Ada juga stoples kerupuk aci besar. Bagi kami yang doyan kerupuk lembek bisa mencampurkan remahan kerupuk ke dalam kerupuk sebelum diaduk. Rasa buburpun jadi makin nikmat.
Ibu Cicah menuturkan awalnya Pak H. Amid berjualan bubur tahun 1978. Bermula dari gerobak keliling lalu menetap di Jalan Pajajaran 3 sebelum akhirnya menempati lokasi sekarang. "Bukanya dari jam 6 pagi sampai 11 malam. Jadi ada dua shift, ngga berhenti jualannya," pungkas Ibu Cicah.
![]() |
Selain bubur, Ibu Cicah juga menjual aneka jus dan es campur. Tiap hari ia membeli buah-buahan segar dari Caringin. Seporsi es campur yang dingin manis ini cocok membilas rasa gurih. Isiannya royal termasuk potongan tomat, biji mutiara, agar, kelapa, alpukat, dan kolang kaling. Kami sempat mengira potongan tomat tidak berpadu pas dengan manisnya es campur. Tapi penggunaan daging buah tomat yang segar justru memberi sensasi asam segar yang enak!
Kalau akhir pekan ini ada di Bandung, jangan lewatkan sarapan atau santap malam di bubur ayam Pak H. Amid. Racikan buburnya gurih mantap dengan harga ramah di kantung.
Pak H. Amid
Jalan Pajajaran Nomor 105 (Belokan Arjuna)
Bandung
Jam Buka: 6 pagi-11 malam
(adr/odi)