Sate yang satu ini jadi favorit banyak orang saat mampir ke Medan. Karena malam agak gerimis dan udara dingin maka sate pun jadi makanan yang kami incar buat makan malam. Warung sate pak Memeng ini agak sempit dan tidak memiliki area parkir.
Di atas trotoar di depan warung, terletak gerobak sate yang dipakai buat meracik sate dan membakar sate. Kepulan aroma wangi sate yang terus menerus dibakar di atas panggangan panjang langsung menggelitik perut. Wangi sekaligus gurih. Terlihat panci ukuran besar berisi kuah kacang yang ditaruh persis di sebelah panggangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan satenya ada dua macam, sate lembu (sapi) atau sate ayam dan bisa juga memilih jeroan sapi. Tak menunggu lama, sate berikut lontongpun disajikan. Satu porsi sate sapi ( Rp. 20.000,00) berisi 5 tusuk sate sapi yang dipotong dalam ukuran agak besar. Ditaruh di atas potongan lontong dan disiram langsung dengan kuah kacang yang encer.
Kacangnya dicincang kasar dengan kuah kecokelatan. Saat dikunyah, daging sapinya cukup empuk dan terasa bumbu yang meresap kuat. Agaknya sate sapi ini dimasak dengan bumbu dulu baru kemudian ditusuki dan dibakar. Bumbunya pedas dengan aksen cabai, bawang dan merica yang kuat dan krenyes-krenyes cincangan kacangnya terasa renyah. Kerupuk jangek (kerupuk kulit)pun makin enak saat dicelup-celupkan ke dalam saus kacang ini. Apalagi setelah dikucuri sedikit air jeruk nipis.
Sate ayam plus lontong juga tak jauh beda tampilannya. Hanya saja karena dipotong lebih besar daging ayamnya dibandingkan dengan sate ayam umumnya maka terasa agak ketebalan. Meskipun dipanggang lumayan kering dengan bumbu yang sama dengan sate sapi. Mungkin kalau sedikit lebih tipis potongan dagingnya akan terasa lebih gurih. Saya lebih menyukai sate sapi yang terasa lebih mantap dan sedap.
Karena tergoda dengan mi rebus yang banyak dipesan orang. Jaduilah seporsi mi rebus saya pesan. Hmm..tampilannya mirip mi kocok Bandung. Mi dengan tauge, potongan kentang rebus dan disiram kuah kental kecokelatan dan topping kerupuk kanji.
Yang unik justru rasa kuahnya. Sedikit manis, gurih dengan aroma bawang dan bumbu kari yang lamat-lamat. Disuap panas rasanya memang mantap. Saya juga meniru orang-orang yang menuangkan kuah sate berikut satenya ke dalam mi rebus ini. Ternyata setelah diaduk dengan kuah kacang, rasanya justru unik dan enak.
Warung ini buka setiap hari dari pukul 6 sore hingga 01.30 dini hari. Jadi lain kali kalau mampir ke Medan dan lapar di tengah malam, sate pak Memang ini bisa menjadi pengisi perut yang hangat, enak dan sedap.
Sate Memeng
JI. Irian Barat no. 1 (depan Uniland)
Medan
Telpon: (061) 7362066
HP: 081361153743
(dev/Odi)