Mengulang Jejak Bakmi Godog Mbah Surip

Mengulang Jejak Bakmi Godog Mbah Surip

- detikFood
Rabu, 20 Jan 2010 14:21 WIB
Jakarta - Bakmi godog hangat sangat mampu meredam rasa dingin seperti saat ini. Kuah kaldu yang gurih hangat plus isiannya yang komplet bisa mengganjal perut yang tengah lapar. Sebagai teman setia, tahu, tempe bacem, atau gembus bisa jadi pilihannya. Irisan cabai rawit bikin rasanya makin menggigit!

Hujan yang mengguyur Jakarta beberapa hari ini membuat kondisi tubuh mulai menurun. Inginnya makan yang berkuah dan hangat berharap tubuh pun kembali bersemangat. Ajakan seorang teman sepulang kerja untuk mencari bakmi godog pun langsung saya iyakan tanpa bantahan.

Mobil kami melaju menuju kawasan Ampera untuk mencari warung Bakmi Godog Mbah Surip yang sudah tersohor sejak dulu di daerah asalnya, Jogja. Sudah lama memang teman saya ini mengajak saya untuk 'nostalgia' di warung mbah Surip seperti yang sering kami lakukan sewaktu di Jogja dulu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cukup mudah menemukan warung bakmi ini, karena letaknya yang tak jauh dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Warungnya sederhana, nampak dua buang gerobak bakmi yang digantungi beberapa ekor ayam kampung, persis seperti di Jogja. Sebelum masuk saya langsung memesan bakmi kuah kepada sang pelayan. Di sini tak hanya bakmi godog (bakmi kuah) saja yang dijual tapi masih ada bihun godog, bihun goreng, bakmi goreng, dan juga nasi goreng.

Kalau makan bakmi godog, harus sabar. Karena proses memasaknya yang masih sangat tradisional menggunakan anglo (tungku arang) memerlukan waktu yang tak sebentar. Sambil menunggu bakmi matang, saya ngemil tahu dan tempe bacem yang sudah disediakan disetiap meja plus cabai rawitnya dalam mangkuk yang terpisah. Tempe dan tahu nya enak, tidak asem dan rasa manisnya pas.

Bakmi godog akhirnya datang setelah saya menghabiskan sebuah tempe dan tahu bacem. Bakminya disajikan didalam sebuah piring, tidak di dalam mangkuk seperti bakmi kebanyakan. Warna kuah dan mi nya kuning pucat. Acar mentimun ditaruh dibagian pinggirnya, taburan daun seledri dan bawang goreng di bagian atas menambah harum aromanya. Suwiran daging ayam kampungnya besar-besar menyembul diantara minya. Ada juga kekian dan kol yang diiris kasar.

Rasa kuah kaldunya cukup harum enak, tak heran karena bakmi mbah Surip ini menggunakan kaldu ayam kampung. Tapi buat saya, rasanya sedikit kurang asin. Untung saja disetiap meja disediakan garam halus jadi saya bisa menambahkannya sendiri. Karena saya penyuka rasa pedas, potongan cabai rawitpun tak luput jadi sasaran saya untuk menambah kenikmatan menyantap bakmi ini. Minya lembut pas dengan rasa kuah kaldu ayam yang gurih dan acar yang asam-asam segar!

Tanpa terasa peluhpun mulai bermunculan. Wedang jahe hangat pun siap membersihkan jejak bakmi godog di tenggorokan. Hidung yang tersumbat pun langsung plong kembali. Hmm..tak heran jika bakmi godog plus wedang jahe ini dijadikan pengobat flu yang ampuh. Seporsi bakmi godog mbah Surip ini dihargai tidak terlalu mahal, cukup dengan Rp 13.000,00 untuk menu yang biasa dan Rp 18.000,00 untuk yang spesial. Sedangkan segelas wedang jahe, hanya Rp 2.000,00 saja.

Warung Bakmi Mbah Surip
(Masakan Khas Jogja)
Jl. Ampera Raya, Jakarta Selatan (Depan Medco)
Telp: 021-78839337


(eka/Odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads