Merayakan hari chef sedunia, Nestle bekerjasama dengan Association of Culinary Professional Indonesia (ACPI) memperkenalkan pola makan sehat melalui cara yang seru, ceria dan menyenangkan.
Cara yang menyenangkan adalah dengan melibatkan anak dalam proses memasak. Akan tetapi adanya alat-alat dan teknik memasak yang rumit sering dijadikan kendala bagi orang tua untuk mulai ajak anak memasak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Padahal usia anak tidak menjadi batas untuk mereka berkresi dengan makanan. "Dari sejak anak memiliki minat, mereka sudah bisa dilibatkan. Tapi harus disesuaikan dengan kemampuan anak," ujar Rini Hildayani, M.Si., psikolog anak (20/10).
Lihat kemampuan psikologis anak. Terkadang beberapa anak ada yang sudah bisa dan percaya diri untuk memegang telfon di atas kompor ataupun memotong sayuran, tapi beberapa ada yang belum percaya diri.
Di usia 5 tahun anak sudah mulai bisa diandalkan untuk membantu di dapur. Mulai dari mengaduk tepung, mengaduk makanan dengan spatula dan beberapa teknik dasar.
Teknik memasak yang paling gampang untuk mengajarkan memasak pada anak adalah membuat kue. "Karena prosesnya lebih sederhana dan tidak terlalu rumit. Hanya mencampurkan tepung, telur, susu, gula kemudian diaduk dengan mixer dan membentuk cookies dan memanggang," tambah Chef Stefu Santoso.
Stefu menyebutkan bahwa memanggang jauh lebih aman daripada memotong.
![]() |
Terkait dengan bahaya-bahaya yang ada di dapur, Rini menuturkan bahwa menyampaikan bahaya bisa disampaikan pada anak-anak yang perkembangan bahasanya sudah baik misalnya anak usia sekolah.
Akan tetapi jika usia anak lebih kecil biasanya mereka kurang paham jika diberi pengetahuan tentang suatu bahaya. Sebaiknya jauhkan benda-benda yang membahayakan.
"Anak-anak ingin bereksplorasi tapi ketika banyak larangan mereka justru berkembangnya jadi ragu-ragu sehingga kita yang harus menjauhkan benda-benda yang membahayakan tersebut," pungkas Rini. (lus/odi)