Jejak Era Kolonial, Ini 5 Toko Kopi Kuno yang Bertahan Sampai Sekarang

Ngopi Yuk!

Jejak Era Kolonial, Ini 5 Toko Kopi Kuno yang Bertahan Sampai Sekarang

Sonia Basoni - detikFood
Jumat, 12 Des 2025 07:00 WIB
Toko Kopi Bah Sipit
Foto: detikcom/Diah Afrilian
Jakarta -

Indonesia memiliki banyak toko kopi legendaris yang telah berdiri sejak era kolonial dan tetap bertahan hingga kini. Di mana saja lokasinya?

Toko-toko kopi ini bukan sekadar lokasi membeli kopi, tetapi juga jadi saksi sejarah yang menyimpan perjalanan panjang budaya minum kopi di Nusantara. Dari pabrik kopi tua yang masih menggunakan mesin sangrai berusia lebih dari seabad, hingga toko kopi keluarga yang mempertahankan resep dan metode pengolahan tradisional lintas generasi, masing-masing memiliki keunikan yang membuatnya layak dikunjungi.

Beberapa di antaranya bahkan pernah mencapai masa kejayaan dengan ekspor besar-besaran, sementara lainnya menjadi ikon kuliner kota setempat karena cita rasa otentiknya. Deretan toko kopi ini menawarkan pengalaman berbeda bagi pencinta kopi, mulai dari aroma klasik yang kuat hingga varian lokal yang tetap dijaga keasliannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut lima rekomendasi toko kopi legendaris di Indonesia yang sudah ada sejak era kolonial.

ADVERTISEMENT

1. Javaco Koffie

kopi bubuk lokal yang legendaris Javaco Koffie. Foto: @bandungdiary

Javaco Koffie 1928 adalah salah satu toko kopi tertua dan paling legendaris di Bandung, berdiri sejak era kolonial pada 1928. Didirikan oleh Lie Kim Gwan, tempat ini bukan kedai kopi modern, melainkan toko yang khusus menjual biji dan bubuk kopi segar untuk dibawa pulang.

Hingga kini, kualitas kopinya tetap dipertahankan sehingga sering dijadikan oleh-oleh khas Bandung. Lokasinya di Jl. Kebon Jati No. 69.

Javaco menawarkan tiga varian utama: Arabica, Melange (robusta grade A), dan Tip Top (robusta grade B). Semuanya tersedia dalam gilingan medium dengan harga terjangkau mulai Rp 25.000-Rp 50.000 per kemasan. Cocok untuk pecinta kopi klasik yang mencari cita rasa autentik.

2. Toko Kopi Kapal Selam

Jejak Era Kolonial, Ini 5 Toko Kopi Kuno yang Bertahan Sampai SekarangToko Kopi Kapal Selam. Foto: Site Culinary/Visual

Masih di sekitar Bandung, ada Toko Kopi Kapal Selam yang merupakan toko kopi legendaris di Bandung, sudah berdiri sejak 1930 dan masih bertahan hingga kini di Jalan Pasar Barat, Andir.

Nama "Kapal Selam" konon terinspirasi dari pengalaman pemiliknya yang merupakan keturunan Tionghoa pada masa Perang Dunia II, ketika kapal selam banyak diluncurkan. Toko ini menawarkan beragam pilihan kopi, mulai dari kopi bubuk, bubuk kasar, biji kopi, hingga berbagai varian kopi daerah Indonesia.

Pengunjung juga dapat melihat aneka mesin kopi serta sirup untuk racikan minuman. Ciri khasnya terletak pada gilingan bubuk yang cenderung kasar, menghadirkan aroma dan rasa kopi yang lebih asam. Tempat ini cocok bagi pencinta kopi klasik dengan karakter kuat. Kisaran harganya dari Rp 30.000.


3. Kopi Sari Murni

Jejak Era Kolonial, Ini 5 Toko Kopi Kuno yang Bertahan Sampai Sekarang Kopi Sari Murni. Foto: CNBC

Kopi Sari Murni adalah toko kopi legendaris di Jatinegara, Jakarta Timur, yang berdiri sejak 1952 dan dikenal dengan kopi bubuk cap Sedan kemasan klasik. Usaha keluarga ini kini dikelola generasi kedua, Bapak Rudi, yang tetap mempertahankan proses pengolahan tradisional menggunakan mesin penggiling tua peninggalan generasi sebelumnya.

Toko ini menjual kopi Arabika dan Robusta dari berbagai daerah Nusantara dengan cita rasa otentik yang konsisten sejak pertama berdiri. Ciri khas kemasan bergambar mobil sedan menjadikannya mudah dikenali dan menjadi ikon kuliner Jatinegara.

Meski tren kopi modern terus berkembang, Kopi Sari Murni tetap bertahan berkat kualitas rasa, nilai sejarah, dan loyalitas pelanggan yang mencari kopi tradisional asli tanpa modifikasi. Dengan kisaran harga bubuk kopinya dari Rp 30.000.

4. Margo Redjo

Pabrik penggilingan kopi Margo Redjo di Dharma Bourtique RoasteryMargo Redjo. Foto: (Bonauli/detikcom)

Margo Redjo, yang kini dikenal sebagai Dharma Boutique Roastery di Jalan Wotgandul Barat, Semarang, merupakan pabrik kopi bersejarah yang berdiri sejak 1915. Didirikan oleh Tan Tiong Ie dan sempat berpindah dari Cimahi ke Semarang pada 1920-an, tempat ini pernah mencapai puncak kejayaan sebagai penyangrai kopi terbesar di Semarang.

Bahkan pabrik kopi ini pernah mengekspor hingga 200 ton kopi per tahun ke Eropa. Bangunan bergaya Eropa klasiknya ditetapkan sebagai Cagar Budaya pada 2018. Keistimewaan utama Margo Redjo terletak pada penggunaan mesin sangrai kuno dari 1915 dan 1928 yang masih berfungsi hingga kini, menghasilkan kopi dengan cita rasa pahit khas dan premium.

Di bawah pengelolaan generasi ketiga, tempat ini berhasil beradaptasi menjadi destinasi wisata kopi yang memadukan sejarah dan modernitas. Harganya juga masih terjangkau dari Rp 25.000 saja.

5. Kopi Bah Sipit

Toko Kopi Bah SipitKopi Bah Sipit Foto: detikcom/Diah Afrilian

Kopi Bah Sipit adalah salah satu merek dan toko kopi bubuk tertua dan paling legendaris di Bogor, terkenal karena proses pengolahan tradisional yang diwariskan sejak berdiri pada 1925.

Didirikan oleh Yoe Hong Keng, kedai ini tidak hanya menjadi pelopor kopi bubuk kemasan, tetapi juga memiliki peran historis sebagai tempat singgah dan penyedia kopi hangat bagi anggota Barisan Keamanan Rakyat pada masa perjuangan kemerdekaan.


Keaslian rasa menjadi ciri utama Kopi Bah Sipit, karena seluruh produk dibuat tanpa campuran apa pun. Metode sangrai tradisional yang tetap dipertahankan membuat cita rasanya konsisten dan kuat, menjadikannya favorit para pencinta kopi klasik. Hingga kini, kopi ini menjadi simbol budaya Bogor dan warisan yang terus dijaga lintas generasi dengan harga terjangkau dari Rp 25.000 per kemasan.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video: Rendang akan Diusulkan ke UNESCO"
[Gambas:Video 20detik]
(sob/adr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads