Nasi uduk di Pasar Minggu ini viral setelah disebut Nicholas Saputra sebagai favoritnya. Kami membuktikan sendiri kelezatan nasi uduk yang gurih wangi di sini!
Nasi uduk menjadi salah satu 'comfort food' orang Indonesia, tak terkecuali aktor Nicholas Saputra. Dalam podcast Ngobrol Sore Semaunya yang dipandu Putri Tanjung, Nicholas mengungkap nasi uduk favoritnya.
Namanya Nasi Uduk Mas Dikun yang berlokasi di Jalan Warga Nomor 58, dekat Rumah Sakit Siaga Pasar Minggu. "Nasi Uduk Mang Dikun selalu lekat di hati karena saya tumbuh dari situ. Gue pikir nasi uduk ya itu," ujar aktor kelahiran 1984 itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rupanya nasi uduk favorit Nicholas Saputra tergolong legendaris. Sudah lebih dari 30 tahun nasi uduk ini dijajakan. Semula ditawarkan di warung tenda depan GOR Balai Rakyat Pasar Minggu, tapi sementara kini ditawarkan di rumah sang pemilik.
Detail Informasi Nasi Uduk Mas Dikun | |
Nama Tempat Makan | Nasi Uduk Mas Dikun |
Alamat | Jalan Warga Nomor 58, Pejaten Barat Pasar Minggu, Jakarta Selatan |
masdikun_ku | |
Jam Operasional | 10.00-22.00 |
Estimasi Harga | mulai dari Rp 9 ribu |
Tipe Kuliner | nasi uduk |
Fasilitas |
|
Nama 'Mas Dikun' wangsit dari mimpi
![]() |
Penasaran membuktikan kelezatan Nasi Uduk Mas Dikun, awalnya kami berniat menyambangi lokasi warung tendanya yang sudah terkenal. Namun ternyata warung itu ditutup sementara.
Kini Nasi Uduk Mas Dikun hanya ditawarkan di satu tempat yaitu di rumah sang pemilik. Lokasinya 'tersembunyi' di dalam gang, tapi pembeli tak perlu bingung karena di depan gang terdapat neon box dan spanduk 'Nasi Uduk & Ayam Goreng Mas Dikun' sebagai petunjuk.
Tim detikFood (11/9) bertemu dengan Randy, anak pemilik usaha Nasi Uduk Mas Dikun. Ia menuturkan orang tuanya jualan nasi uduk sejak 1991. Bermula dari sang ayah yang memang piawai masak.
Mereka membuka usaha nasi uduk warung tenda. Lokasi awalnya memang di GOR Balai Rakyat Pasar Minggu itu. Namun terkait permasalahan lahan, warung tenda itu sekarang terpaksa tutup.
"Habis itu sempat buka di Kelapa Gading, terus di Rawamangun. Tapi sekarang cuma ini (tempat sekarang)," ujar Randy. Meski begitu, ia mengatakan sedang mencari tempat permanen yang lebih nyaman.
Mengenai nama 'Mas Dikun', diakui Randy nama itu bukan dari nama anggota keluarganya, melainkan wangsit yang diterima sang ibu dalam mimpi. "Dari mimpi tiba-tiba terlintas nama itu," ujar Randy yang baru turun tangan mengelola usaha ini selama 2 bulan terakhir.
Nasi uduk yang diproses semalaman
![]() |
Ciri khas nasi uduk racikan Mas Dikun ada pada warnanya yang agak kecokelatan. Tekstur nasinya juga 'mawur', tapi tetap empuk. Menurut Randy, ini karena proses pengolahannya yang khas dan tak berubah sejak dulu.
Jadi, beras akan direndam semalaman sebelum dimasak. Baru keesokan paginya diolah dan dimasak bersama banyak rempah. Diakui Randy kurang dari 10 jenis rempah dipakai untuk masak nasi uduk ini.
Nasi uduk kemudian disajikan hangat-hangat dengan taburan bawang merah goreng. Hmmm... Aroma gurih santan dengan paduan rempah membuat nasi uduk ini amat menggugah selera!
Ketika dimakan, tekstur nasi uduknya tak bikin seret. Rasa gurihnya pas dan tak bikin 'eneg'. Menurut kami, ada paduan daun salam, serai, dan cengkih yang menambah aroma dan rasa nasi uduk ini.
Dalam sehari, Nasi Uduk Mas Dikun bisa menghabiskan 15 liter beras. Randy menjamin nasi uduknya selalu dimasak fresh untuk menjaga kualitas.
Lauk nikmat pendamping nasi uduk
![]() |
Seporsi nasi uduk (Rp 9 ribu) buatan Mas Dikun tentunya lebih nikmat jika dimakan bersama lauk pendamping. Ada pilihan ayam kampung goreng (Rp 22 ribu), ayam kampung bakar (Rp 24 ribu), ayam negeri goreng (Rp 19 ribu), hingga bebek goreng (Rp 37 ribu) di sini.
Bagi yang suka ikan, Nasi Uduk Mas Dikun menawarkan lele dan nila. Harganya mulai Rp 14 ribu saja. Kemudian ada juga pelengkap ati ampela (Rp 8 ribu per buah), paru (Rp 14 ribu), sate kulit (Rp 7 ribu), jukut goreng, hingga pete goreng (Rp 12 ribu).
Ayam kampung goreng jadi primadona di sini. Potongan ayam diungkep bumbu kuning kemudian digoreng dadakan saat ada pesanan. Dalam sehari, sekitar 40-50 potong ayam bisa terjual.
Tekstur ayam kampungnya agak liat, tapi tetap lembut. Rasa gurihnya meresap sampai ke tulang. Dimakan bareng nasi uduk memang jodohnya!
Ati ampela hingga paru goreng yang tak kalah enak
![]() |
Untuk santapan yang lebih lengkap, ati ampela di sini layak dicoba. Potongannya besar-besar dengan tekstur empuk kenyal yang memanjakan lidah.
Ati ampela juga diungkep bumbu kuning hingga rasa gurih berempahnya meresap. Jadi, tak ada aroma atau rasa amis pada sajian ini.
Untuk paru goreng, tipenya merupakan paru basah yang agak lembek. Begitu juga dengan sate kulitnya yang sengaja tak digoreng sampai kering. Teksturnya cenderung lembut dan kenyal.
Kalau mau sayuran, Nasi Uduk Mas Dikun kini menawarkan jukut goreng. Selada air khas Sunda ini digoreng sampai agak kering kemudian dibumbui garam. Pelengkapnya berupa irisan kulit ayam goreng.
3 jenis sambal andalan Mas Dikun
![]() |
Makan nasi uduk racikan Mas Dikun tak bisa meninggalkan racikan sambalnya yang enak. Ada sambal merah, sambal bawang, dan sambal kacang.
Sayangnya ketika kami mampir, sambal kacangnya tidak disajikan. Kami hanya mencoba dua jenis sambal.
Untuk sambal merah, tipenya agak basah dan rasa pedasnya tak terlalu kuat. Menurut kami, enaknya disantap dengan ayam bakar di sini yang manis berempah dan super empuk.
Sambal goreng Mas Dikun merupakan racikan sambal bawang yang lebih kering, tapi tetap digenangi minyak. Sambal goreng ini punya sengatan pedas yang kuat. Rasanya juga lebih asin.
Randy mensyukuri Nasi Uduk Mas Dikun kini dikenal lebih luas. Setelah disebutkan Nicholas Saputra, ia menyebut ada efek peningkatan pelanggan sekitar 10-20%.
Ingin tempat makan dan produk Anda direview oleh Detikfood? Kirim email ke redaksi@detikfood.com