Mencicipi Papeda dari Papua

Mencicipi Papeda dari Papua

- detikFood
Rabu, 20 Jun 2007 15:47 WIB
Jakarta - Pernah menikmati hidangan khas Papua? Walaupun kurang populer, makanan dari bumi cendrawasih ini ternyata menyimpan kelezatan tersendiri. Ikan Bobara yang segar dengan siraman kuah asam, sangat pas dinikmati dengan papeda yang mengepul panas. Lembut meluncur mulus ke dalam tenggorokan. Rasanya? hmm... luar biasa lezattt!!Terus terang makanan Papua memang terasa asing dan langka alias jarang ditemui. Sehingga ketika mendengar cerita seorang teman tentang restoran yang menyajikan menu 'tak biasa' ini ada di Jakarta, langsung saja kami tertarik ingin mencicipinya. Seperti apa sih makanan Papua itu? Alhasil untuk memuaskan rasa ingin tahu, kami pun memutuskan untuk bersantap siang ala Papua. Meluncurlah kami ke Jalan Boulevard Raya, Kelapa Gading dimana restoran khas Papua tersebut berada. Tak lama papan besar bertuliskan Yougwa Restaurant, Makanan Khas Papua & Manado terlihat jelas mencolok mata dari arah jalan. Letaknya yang persis setelah restoran padang Natrabu, memudahkan kami mencarinya.Ya, Yougwa Restoran itulah nama restoran khas Papua ini. Menurut sang pengelola restoran, Yougwa sendiri ternyata memiliki arti "Milik Sendiri". Walaupun waktu masih menujukkan jam makan siang, restoran tampak lengang. Hanya beberapa meja yang terisi pengunjung yang telah selesai bersantap siang. Ditilik dari penampilannya kebanyakan pengunjung sepertinya berasal dari Papua. Tak heran, karena restoran ini merupakan cabang langsung dari Yougwa Restoran yang ada di Jayapura. Maka, Yougwa pun menjadi pengobat rasa kangen masyarakat Papua yang ada di Jakarta. Setelah mengambil tempat duduk di salah satu pojok restoran yang dipenuhi oleh lukisan dan ukiran kayu di kiri kanan dindingnya, kami pun mulai mengamati daftar menu yang disodorkan. Ternyata tidak semua menu berasal dari Papua, malah sebagian besar adalah makanan Manado. Steak Ikan Gabus Papua, Kuah Asam Kepala Gabus Papua, Ikan Bobara Rica-rica, dan Papeda adalah sebagian menu khas Papua. Tapi sayangnya ketika kami ingin memesan, banyak menu yang ternyata tidak tersedia. Akhirnya setelah beberapa saat memilih, kami pun memutuskan untuk mencoba Ikan Bobara Kuah Asam khas Papua dipadu dengan Tumis Bunga Pepaya khas Manado. Teringat pesan teman agar mencoba pepeda, maka seporsi pepeda porsi sedang pun tak lupa dipesan.Sambil menunggu pesanan, kami pun menikmati lagu-lagu karoke khas Manado yang sengaja diputar di televisi. Di setiap pojok meja, juga disediakan camilan khas Papua berupa sagu ragi dan twisties. Sagu ragi yang begitu keras seperti batu, membuat kami bertanya-tanya bagaimana cara memakannya? "Sagu ragi harus dicelupkan terlebih dahulu dalam teh hangat atau susu panas agar menjadi lembut. Baru dapat disantap," jelas sang pelayan pada kami. Tapi berhubung makanan yang dipesan telah tiba, kami pun mengurungkan niat untuk mencobanya. Ikan Bobara Kuah Asam, disajikan dalam mangkuk besar mengepul panas. Ikan Bobara mungkin memang terasa asing ditelinga, tetapi sebenarnya ikan tersebut juga dikenal dengan sebutan ikan kuwe. Kuah asam sendiri ternyata persis seperti pindang orang Sumatra, berkuah kuning dan terdapat kemangi di dalamnya. Hanya bedanya pada makanan ini terdapat irisan tomat yang besar-besar. Sedangkan kuahnya terasa asam-asam segar dan sedikit pedas. Makanan tersebut lalu disusul oleh Tumis Bunga Pepaya dan satu lagi hidangan di dalam mangkok besar berwarna putih. "Ini apa ya mas? kok seperti lem," kami bertanya penuh rasa penasaran dengan hidangan yang berbentuk putih transparan dan lengket tersebut. Mirip dengan lem kanji. "Ini yang dimaksud papeda Ibu," sang pelayan menerangkan. Oala... ternyata papeda adalah 'nasi'nya masyarakat Papua, yaitu sagu yang dicampur dengan air mendidih. Menurut sang pengelola restoran papeda ini memiliki kandungan gizi yang tinggi, sehingga menjadi makanan sehari-hari masyarakat Papua.Ternyata untuk memindahkan papeda ke piring tidaklah mudah. Dengan menggunakan garpu kayu panjang, sang pelayan pun memperagakan tekniknya kepada kami. Pertama-tama kedua garpu kayu dimasukkan ke dalam mangkuk papeda, lalu dibuatlah gerakan seperti menggulung agar papeda menempel pada sendok kayu (gaya menggulung seperti menggulung spaghetti). Setelah itu barulah papeda bisa dipindahkan di piring dan disiram dengan kuah asam Ikan Babora. Awalnya kami pun sempat ragu mencicipinya mengingat rupa papeda yang sama sekali tidak menarik. Setelah mencoba sedikit kuah asam dan sesendok papeda, kami dikejutkan dengan rasanya yang luar biasa lezattt... Daun kemangi membuatnya semakin harum, belum lagi ikan babora yang segar. Apalagi ketika disantap saat semua hidangan masih mengepul hangat, hilanglah keragu-raguan kami untuk mencicipi hidangan tersebut. Tumis Bunga Pepaya pun menjadi serbuan selanjutnya. Rasanya yang agak-agak pahit pedes ini, seharusnya paling enak disantap dengan nasi putih hangat. Walaupun kali ini kami harus mencoba memakannya dengan papeda, tetap saja tidak mengurangi rasanya yang nikmat. Untuk meredakan rasa pedas sang tumis bunga pepaya, kami pun menyeruput segelas es jeruk dan es teh manis. Hmm...nikmat! Untuk seporsi Ikan Babora Kuah Asam harganya relatif, karena diukur dari besarnya ikan yaitu Rp 9500,-/ons. Sedangkan untuk papeda porsi sedang dan seporsi Tumis Bunga Pepaya, masing-masing dihargai Rp 20.000,00. Nah jika Anda ingin mencoba sesuatu yang beda, coba saja hidangan ala Papua ini. Dijamin unik dan tidak mengecewakan. Selamat mencoba!!Yougwa Restaurant, Makanan Khas Papua & ManadoJl. Boulevard Raya Blok WA 2 No.31Kelapa Gading PermaiRange Harga : Rp 12.000,00 - Rp 50.000,00Telp : 021-4530419, 021-98953089 (dev/Odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads