
Jakarta - Nasi timbel komplet rasanya paling pas buat pengobat perut lapar. Apalagi disantap dengan tangan, plus cocolan sambal gandaria yang pedas dan segar. Setelah menggigit ikan asin jambal roti ternyata kami memang tak bisa berhenti. Tahu goreng, tempe goreng dan bakwan jagung yang hangat mengepulpun licin tandas!'Deket rumahku ada resto baru lho,' demikian bunyi SMS yang dikirim seorang teman yang tinggal di Bogor. Sebenarnya saya agak kaget, karena dalam kurun 3 bulan ada 3 restoran baru yang dibuka di daerah Pajajaran dan Pakuan. Ketiganya mengusung menu tradisional. Karena itu saat mampir ke kota hujan ini saya dan beberapa teman pun menyempatkan diri mencari resto yang paling gres itu. Tidak sulit menemukan resto Gili-Gili yang terletak di jalan Pajajaran (ambil jalur ke kiri setelah keluar dari tol, tak jauh dari Villa Duta).Sangat mudah menemukan resto bergaya minimalis ini karena di jam makan siang dan malam selalu dipenuhi pengunjung. Ada dua kemungkinan, bisa karena makanannya enak atau karena baru dibuka. Untuk menemukan jawaban, kami segera menapaki resto yang memakai sentuhan batuan alami untuk eksterior dan interiornya. Hampir semua tempat makan, di bagian depan, lantai atas hingga saung-saung berdinding bambu, beratap ijuk yang ada di halaman belakang dipenuhi pengunjung. Untung saja kami mendapatkan tempat makan di saung sehingga semilir sejuk udara kota Bogor bisa dengan bebas kami nikmati.Dari menu yang disodorkan terlihat kalau resto ini mempunyai menu khas Sunda sebagai andalannya. Meskipun di bagian daftar menu ada 3-4 jenis hidangan ala Cina seperti sapi cakue dan kangkung cah tahu asin. Ada tiga jenis nasi komplet Sunda yang ditawarkan; nasi jambal Gili-gili, nasi timbel komplet dan nasi rames. Kecuali itu juga ada tambahan lauk seperti pepes ikan mas, paru goreng, empal/gepuk, ayam goreng, gurami goreng kering, ikan asin jambal roti, aneka sambal plus karedok. Nasi komplet disajikan dalam tatanan yang apik. Nasi jambal gili-gili berupa nasi yang dimasak dengan ikan asin jambal roti, dilengkapi dengan lalapan, ayam goreng, tahu dan tempe goreng, pepes oncom, dan sambal dalam cobek mungil. Nasi yang jadi suguhan utama, berwarna agak kekuningan, rasanya gurih, dengan irisan kecil ikan asin jambal roti, petai yang dibelah membujur, irisan bawang merah dan bawang putih dan sedikit cabai. Agaknya nasi ini dimasak dengan santan sehingga memiliki tekstur yang agak pera. Namun, rasanya cukup 'seimbang', rasa gurih, sedikit pedas dengan aroma harum ikan asin. Pepes oncom yang dijadikan lauk, tidak padat, terbuat dari oncom hitam yang garing dengan aroma wangi daun kemangi. Makin sedap saat diadu dengan nasi yang gurih. Ayam goreng yang terlihat biasa, ternyata memberi kejutan rasa. Ayam yang diungkep dengan bumbu kuning ini, bukan hanya hangat tetapi memiliki kematangan yang pas, sehingga sangat lembut saat digigit. Apalagi remahan bumbu lengkuas mudanya ditaburkan di atasnya. Konsistensi pemakaian bumbu ini juga kami rasakan saat menggigit gepuk/empal. Irisan daging sapi dengan remahan bumbu ini menjadi pelengkap nasi timbel yang berbungkus daun, diberi seiris ikan asin jambal roti, tahu dan tempe goreng, sambal cobel, bakwan jagung dan sayur asam. Daging empalnya empuk dengan semburat rasa manis yang tidak terlalu 'pekat', aroma bawang putih dan ketumbarpun terlacak harum. Karedok yang kami pesan disajikan dalam piring segi empat putih, ditaburi kerupuk kanji putih. Karena dibuat ala minute maka bumbunya terasa sangat terasa, aroma kencur dan bawang putihnya sangat seimbang kuatnya. Kacangnya cukup halus digerus dengan jejak rasa manis gula merah yang sedap plus sayuran yang renyah 'krenyes-krenyes'. Empat buah bakwan jagung manis yang hangat mengepulpun jadi serbuan kami untuk memadamkan rasa pedas sambal gandaria. Bakwannya empuk, serasi dengan butiran jagung manis yang legit dan aroma bawang putih yang kuat. Sedangkan sambal cobek dan sambal gandaria memang pedas tetapi dengan jejak rasa manis gula khas sambal Sunda. (Buat yang suka pedas terasa kurang 'menggigit'). Karena bersantap dengan tangan sambil duduk lesehan maka dalam hitungan menit, nasi komplet khas Sundapun bisa kami tuntaskan, apalagi udara sejuk Bogor membuat perut lebih cepat lapar. Sedapnya nasi komplet ini rasanya seimbang dengan harga yang tak terlalu mahal. Per porsi nasi berlauk komplet bertarif Rp. 18.000,00 per porsi. Dengan perut kenyang, kami pun melanjutkan perjalanan. Ya, masih ada titipan roti Unyil, asinan Bogor dan tahu Yun Yi yang harus kami beli.Gili-Gili RestaurantJalan Pajajaran No. 69BogorTelpon : 021-340111Jam buka : 10.00 - 21.00 WIBHarga : Rp. 3.000,00 - Rp. 30.000 per porsi
(ely/Odi)