Jika menyambangi kawasan Senen, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan jajaran warung nasi kapau. Namun, cobalah masuk ke gang kecil didekatnya. Ada warung dengan spanduk besar "Rumah Makan Ibu Kacamata" yang diikuti deretan nama menu andalannya.
Buat orang Jakarta dan pencinta masakan Minang, warung ini sudah dikenal akrab. Kami menyambangi lagi untuk membuktikan kelezatan masakannya yang sudah puluhan tahun teruji.
![]() |
Nasi dilengkapi dengan gulai sayur kol dan kacang panjang, rendang kentang kecil, bumbu rendang, sambal dan kuah gulai. Porsinya tidak sebanyak warung nasi padang lainnya, namun pelengkapnya cukup komplet.
![]() |
Bumbu oranye kuah gulai yang bercampur nasi terasa gurih kuat namun tidak eneg. Kol dan kacang panjangnya sedikit renyah. Sementara bulatan kentang rendangnya renyah tetapi kenyal di dalam. Balutan bumbu rendahnya gurih pedas pas.
Dendeng cabai ijo yang jadi lauk utamanya berupa irisan daging tipis melebar. Jenis dendeng lambok atau basah ini empuk juicy dengan serapan minyak lado mudo yang pedas enak. Sesuai dengan janji pelayan, "Ini dendengnya empuk, kalo enggak empuk, jangan dibayar."
Balutan sambal lado mudonya sedikit berminyak, pedas gurih, membuat suapan nasi makin mantap dikunyah. Kalau suka pedas bisa minta tambahan sambal balado atau lado mudo lagi.
Selain dendeng cabe ijo, kami juga mencicip menu juaranya yakni dendeng balado (Rp 19.000). Seiris tipis daging sapi digoreng kering disajikan dengan memaran cabe merah besar yang merah menyala.
![]() |
Tekstur dagingnya kering namun tidak alot, tercium aroma gosong yang menjadi tanda dendeng dimasak secara tradisional dengan kayu bakar. Minyak oranye dan cabenya meski garang tetapi tidak pedas menggigit.
Seperti warung makan Minang lainnya, di sini juga ada rendang daging, ayam bakar, gulai kepala kakap, gulai ikan mas, paru goreng, kikil, ataupun telur dadar. Setidaknya ada lebih dari 20 pilihan lauk yang dibanderol mulai harga Rp 10 ribu hingga Rp 19 ribu per lauknya.
Kami tergelitik menanyakan sosok wanita berkacamata yang biasanya ada di warung. Kini hanya tiga orang pria berseragam biru yang sibuk melayani makanan.
Ternyata Ibu Kacamata alias Ibu Marnis sudah meninggal pada 2013 silam, Kini rumah makan Ibu Kacamata dilanjutkan oleh generasi ketiga.
Salah satunya Uda Wendi, penerus rumah makan ini. Almarhum Ibu Marnis mengawali warung di depan Grand Senen pada tahun 1963. Namun seiring berjalannya waktu, akhirnya pada tahun 1980-an pindah ke Jalan Kramat Soka hingga saat ini.
Kalau ingin menikmati masakan Minang bergaya home cooking yang legendaris, di sinilah tempatnya. Aneka dendengnya boleh diadu kelezatannya!
Rumah Makan Ibu Kacamata
Jl. Kramat Soka, Kramat Raya, Senen
Jakarta Pusat
Telepon : 087883703455
(dvs/odi)