Semakin malam, udara semakin dingin. Paling enak mencicipi sajian nasi sambel teri dengan aneka lauk pauk plus wedangan yang hangat. Apalagi menyantapnya dengan cara lesehan di rumah a la Joglo. Pasti seru!
Istilah Angkringan berasal dari bahasa Jawa yaitu 'Angkring' yang berarti duduk santai. Angkringan juga dapat diartikan sebagai sebuah kedai tenda yang menjual berbagai macam makanan dan minuman yang biasa dijajakan di setiap pinggir ruas jalan di Jawa Tengah seperti Yogyakarta.
Dinginnya angin malam membawa kami untuk menikmati minuman hangat serta aneka camilan. Akhirnya kami mampir ke Angkringan Joglo yang berada di kawasan Tangerang Selatan tepatnya di daerah Kampung Utan, Ciputat.
Menempati bangunan bergaya Joglo, rumah bergaya Jawa dengan halaman yang cukup luas. Tempat makan ini menyajikan aneka makanan khas angkringan mulai dari makanan hingga minuman hangat. Rumah bergaya joglo ini tidak dilapisi dengan dinding sehingga dapat menikmati sajian khas angkringan dengan semilir angin sejuk. Selain lesehan, di sini juga ada meja dan bangku dengan hiasan lampu kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aneka sate dan lauk pauk dimasak dengan cara dipanggang di atas bara api arang. Anda tinggal memilih lauk dan duduk ditempat yang diinginkan. Pelayan akan langsung mengantarkan makanan yang Anda pesan.
Melihat lauk yang beragam, kami jadi bingung. Pasalnya ada berbagai jenis sajian nasi yang dibungkus kecil yang di Jawa dikenal sebagai 'sego kucing' karena porsinya sangat kecil. Ada nasi bakar cumi, nasi sambel teri dan nasi oseng tempe. Belum lagi aneka lauk yang semuanya terlihat sangat menggoda.
Dengan piring anyaman beralaskan kertas kami mengisi piring dengan nasi sambel terik, sate kikil, sate telur puyuh dan garang asem. Nasi yang disajikan, ukurannya kecil sekitar 4-5 sendok makan. Nasinya terasa pulen dengan tambahan teri balado yang gurih dengan aksen rasa pedas yang ringan.
Untuk melengkapi suapan nasi sambel teri (Rp 2.500) porsi kecil ini, sate kikil (Rp 7.500) yang diberi bumbu ketumbar terasa gurih dengan jejak sedikit rasa manis. Karena diolesi bumbu kecap saat dipanggang.
Sedangkan untuk sate telur puyuh bacem (Rp 4.000) yang terdiri dari tiga buah telur terasa gurih dan empuk. Rasanya dominan manis gurih dengan cita rasa bawang putih yang wangi.
Jika ingin menikmati sajian pedas, Anda dapat menggunakan sambal korek yang tersedia di setiap meja. Sambal yang gurih dengan rasa pedas menggigit cukup mengobati keinginan makan pedas smalam ini.
Tertarik dengan sajian garang asem berbungkus daun pisang (Rp 6.000) akhirnya menu ini masuk dalam daftar makan malam kali ini. Kuah garang asem berwarna putih keruh dengan jejak sedikit minyak. Perpaduan santan, potongan cabai merah dan rawit terasa gurih pedas.
Saat menyeruput kuahnya terdapat tambahan rasa asam segar. Ternyata rasanya berasal dari perpaduan tomat dan potongan belimbing wuluh. Hmm sedap! Selain itu aroma segar khasnya juga berasal dari penambahan daun salam. Sayangnya garang asem tidak dihangatkan sehingga kuahnya terasa dingin.Walaupun begitu, dagingnya terasa empuk dengan bumbu yang meresap hingga ke dalam dagingnya.
Setelah puas dengan sajian makanan khas Angkringan Joglo. Kami memesan kopi jos (Rp 12.000) dan wedang uwuh (Rp 500) yang cukup menghangatkan tenggororkan dan bikin melek.
Kopi josnya disajikan panas dengan diberi arang yang menyala. Saat kopi mendarat di meja tercium aroma kopi yang harum. Rasa kopinya manis dan pahit yang seimbang. Sluurp, enak!
Segelas wedang uwuh juga jadi penutup santapan malam ini. Wedang uwuh dipercaya untuk mengobati masuk angin, pegal linu dan rasa lelah. Di beberapa daerah minuman ini juga dikategorikan sebagai minuman sehat.
Wedang uwuh berwarna cokelat kemerahan. Racikannya berupa kayu secang, jahe, cengkeh dan kayu manis. Aroma rempahnya tercium wangi semerbak. Ada sedikit rasa pedas rempah yang membuat badan terasa hangat. Monggo mampir!
Angkringan Joglo
Jl. W.R Supratman, Kampung Utan
Tangerang Selatan
Buka: 17.00 - 00.00 WIB
Telp: 081286186460
(lus/odi)