Rumah makan ini sudah cukup lama ada di kota hujan. Tiap kali melintasi jalan Batutulis ke arah istana akan melewatinya. Hampir selalu disesaki penunjung. Apalagi pada jam makan yang disertai hujan. Tak salah jika memilih rumah makan ini untuk menghangatkan badan.
Benar saja, siang sekitar jam makan siang saat kami singgah, nyaris tak ada tempat duduk. Rumah makan ini dicat hijau mencolok jadi mudah dikenali. Menu yang disodorkan mayoritas memakai sumsum, sesuai dengan namanya 'Rumah Sumsum'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sup sumsum mengingatkan kami akan Kaledo (kaki lembu donggala), sup sumsusm khas Palu, Sulawesi Tengah. Ternyata tampilannya mirip. Satu buah mangkuk keramik ukuran besar, diisi dengan sepotong besar kaki sapi. Hmm... benar-benar kaki sapi utuh yang digenangi kuah bening dengan sedikit potongan wortel, tomat dan daun bawang.
Aroma gurih wangi kaldu sapi tercium kuah. Slruup... rasanya gurih ringan. Untuk menikmati sumsum yang ada di dalam tulang sapi tak ada cara lain kecuali menyedot langsung. Karena itu di dalam mangkuk selain sendok ada sedotan.
Sumsum, bagian lunak di dalam rongga tulang sapi disukai karena gurih lembut. Meskipun dicurigai berkolesterol tinggi tapi kandungan protein dan kalsiumnya membuat orang tetap menyukainya. Dalam sekali sedot, butiran lembut sumsum mengalir ke dalam sedotan langsung ke mulut.
Lembut gurih. Sedotan sumsum ini makin asyik diiringi dengan hirupan kaldunya yang bening. Sayangnya kaldunya kurang panas sehingga setelah setengah mangkok sudah terasa dingin. Jika sudah mentok sampai di bawah, tinggal sedikit dijungkir dan diketok, serpihan kecil sumsum akan keluar dan bisa dihirup dengan kaldunya. Sedap!
Bakso sumsum tak beda dengan bakso sapi biasa. Hanya saja di bagian tengahnya diisi potongan sumsum. Dipotong dengan sendok tekstur bakso ini empuk sedikit kenyal. Bagian dalamnya berwarna cokelat kemerahan, ada sedikit potongan sumsum yang lunak. Kuah bening dengan taburan bawang ini menebarkan aroma wangi yang enak. Kaldunya pun gurih tanpa genangan lemak berlebihan.
Sate sumsusm sebenarnya ada dua, yang berbumbu kecap dan kacang. Karena yang berbumbu kacang habis, sate sumsum kecap pun disajikan di atas piring yang dialasi sepotong daun pisang. Irisan cabai merah, bawang merah dan potongan jeruk limau melengkapi sate ini.
Sedikit genangan kecap manis ada di bagian bawahnya. Potongan sumsum rebus berwarna putih susu, ditusuki tusuk satai. Empuk gurih. Dengan sedikit cocolan kecap manis dan sepotong cabai rawit rasanya jadi mantap. Gurih-gurih manis pedas.
Kalau banyak orang menghindari makanan ini, sebagian orang justru ketagihan. Tak apalah sekali-sekali menyantap yang gurih mantap. Sekaligus menghangatkan badan dan menambah asupan mineral dan protein. Jika kedinginan saat berada di kota Bogor, bisa menghangatkan badan dan perut di sini!
Rumah Sumsum
Jl. Lawang Gintung No. 21
Bogor
Telepon: 0251-8314579
(odi/odi)