
Jakarta - Warisan resep dan kualitas seabad lampau dibuktikan oleh resto ini. Xiao Long Bao yang gurih berkulit lembut dan La Mien yang segar lentur sangat lezat mengelus lidah. Puluhan sajian khas Shanghai pun diracik ala minute oleh 13 orang chef dari Shanghai!Sudah pernah mencicipi Xiao Long Bao? Bagi penggemar dimsum, jenis dumpling yang berasal dari Shanghai ini patut dicoba. Seperti jenis dimsum lainnya, xiao long bao bentuknya seperti bakpao, berwarna putih dengan pilinan adonan di bagian atasnya. Yang berbeda adalah isinya. Pao ini tak hanya berisi adonan daging atau ayam atau sayuran tetapi juga berkuah. Nah, ketrampilan sang dimsum chef sangat diuji untuk membuat lipatan yang tak menyebabkan kuah keluar saat dikukus. Hidangan Shanghai terutama Xiao Long Bao memang belakangan jadi favorit warga Jakarta. Untuk itulah suatu siang kami melangkahkan kaki ke NanXiang Steamed Bun Restaurant yang berlokasi di Lobby Lagoon Tower, The Sultan Hotel Jakarta. Resto ini berada dalam satu blok bersama 3 outlet yang lain; Airman Planet; Shanghai Classical Restaurant dan Shanghai Night yang dikelola oleh R-21 Entertainment.Dari balik kaca besar dan lebar di sisi kiri resto terlihat kesibukan para chef membuat dim sum dan menyiapkan hidangan. Interiornya bergaya modern, minimalis dan elegan yang didominasi warna hitam. Dari dinding kaca kami bisa menikmati suasana taman di luar. Seperti halnya konsep awal NanXiang yang pertama dibuka di Guangzhou (tahun 1900) maka resto NanXiang di Jakarta juga menawarkan Xiao Long Bao sebagai sajian andalan. Ada berbagai jenis Xiao Long Bao yang ditawarkan; daging ayam dengan hairy crab, udang dan daging ayam dan daging sapi dan kucai. Kecuali itu ada juga Xiao Long Bao Special ala NanXiang dan berbagai sajian pembuka. Mulai dari lidah bebek ala Wushiang, sotong panggang dengan saus manis, roti goreng Hairy Crab hingga kacang mete gula pasir. Wah, bingung juga kami menentukan pilihan karena sajian khas Shanghai sangat menggiurkan! Akhirnya kami memutuskan untuk mencicipi Xiao Long Bao dan si Hairy Crab. Hairy Crab adalah kepiting Shanghai yang berbulu capitnya, persis seperti memakai sarung tangan. Membayangkan dagingnya yang gurih, lembut dan sedikit manis, hmmmm... sangat lezat! Apalagi kepiting ini hanya ada di bulan-bulan musim gugur.Xiao Long Bao dengan isi ayam dan hairy crab panas mengepul disajikan di keranjang bambu. Pilinan adonan di permukaannya menjulang tinggi seperti menara. Segera kami menaruh pao ini di sendok bebek, dengan sayatan kecil kuah bening kecokelatan keluar dan saat dihirup rasanya sangat segar, gurih dan sedikit manis. Setelah dicocol kecap asin dan irisan halus jahe, pao ini rasanya memang sangat lembut, segar dan adonan isinya sangat gurih dengan aksen manis yang tak terlalu kuat. Pastilah karena daging kepiting bulu! Demikian juga dengan Deep fried Shrimp Ball alias bakso udang berukuran besar, dibalut potongan tipis roti tawar dan digoreng kering. Telur kepiting dengan kuah yang gurih berpadu dengan renyahnya rasa adonan. Benar-benar sedap! Sebagai pembuka, Xiao Long Bao Special Nanxiangpun disajikan dalam keranjang bambu kecil yang berisi adonan yang dipilin bagian atasnya. Lewat sedotan yang diselipkan di dalam lubang adonan, kami menghirup kaldu yang hangat yang dibungkus adonan. Rasanya? Hmm... kaldu bening kecokelatan yang sangat gurih alami dengan jejak rasa scallop, sedikit jahe dan soya. Butiran keringat kecilpun segera muncul di dahi. Sebagai sajian utama Ikan Malas yang digoreng dengan saus spesialpun menjadi sasaran kami selanjutnya. Daging ikannya sangat gurih, renyah sementara siraman sausnya sangat royal (nyaris membuat ikan goreng tak terlihat). Sausnya sangat kaya rasanya. Gurih daging bercampur dengan tahu dan cabai yang pedas-pedas manis. Kejutan rasapun kami nikmati saat mencicipi La Mien, mi segar yang diolah dengan ketrampilan tangan sang chef ini benar-benar lembut, tidak berat dan lentur. Kuahnyapun sangat istimewa, udang dan tofu goreng (aromanya mirip chou dou fu alias tahu basi Shanghai) dipadu dengan kuah bening yang pedas-pedas gurih! Sebagai pelengkap, tumisan to miau (pucuk kapri) yang polos tanpa bumbu pun membuat kami kagum. Daunnya masih renyah, dengan sentuhan sedikit rasa manis dan gurih sehingga rasa daun yang segar alami masih sangat kuat.Santap siangpun kami tutup dengan puding almond koktail buah dan Pomelo Sago (pure mangga dengan biji mutiara) yang sangat segar. Ya, rasanya kami harus menguji rasa santapan Shanghai ini lagi karena masih banyak sajian yang belum sempat kami cicipi. Apalagi resto ini memakai bahan halal dan tanpa MSG. Nah, jika Anda ingin kejutan rasa yang istimewa, coba saja mampir ke resto yang telah membuka cabang di Jepang, Korea, dan Singapura ini. Usai bersantap Andapun bisa berkaraoke di lounge khusus, tanpa tambahan biaya alias gratis!NanXiang Steamed Bun RestaurantLobby Lagoon Tower, The Sultan HotelJl.. Jendral Sudirman JakartaTelp: 021-570-7125Jam Buka: 10.00 - 23.00 Harga : Rp. 12.000,00 - Rp. 128.000,00 per porsi
(ely/Odi)