Jurnal Risa identik dengan konten kreator yang mengusung konten horor. Tak hanya itu, ia juga memiliki coffee shop di Bandung yang hits di kalangan milenial. Apa saja menunya?
Bagi kamu penggemar konten horor dan misteri, pasti tak asing dengan Jurnal Risa. Sejak 2017, wanita Bandung bernama Risa Saraswati ini mengunggah kisah dirinya yang bisa berkomunikasi dengan makhluk-makhluk tak kasat mata.
Risa bahkan terkenal memiliki teman-teman hantu. Beberapa di antaranya adalah Peter, Hendrick, William, Hans, dan Janshen. Mereka kerap dikenal dengan sebutan Peter CS.
Sukses menjadi konten kreator dengan jumlah subscribers YouTube kini sekitar 5,5 juta, Risa rupanya mengembangkan sayap bisnis di bidang kuliner. Ia memiliki Jurnal Risa Coffee yang berada di bawah naungan Matoa Group.
Mengusung konsep vintage dan klasik
Jurnal Risa Coffee punya dua cabang di Bandung yaitu di Dago dan Braga. Di Dago gerainya lebih luas dengan area outdoor, sedangkan di Braga tak ada area outdoor, namun tetap diminati pengunjung karena lokasinya strategis.
Jurnal Risa Coffee di Braga menempati bangunan bersejarah. Dari depan terlihat seperti rumah klasik warna putih. Neon warna biru bertuliskan Jurnal Risa dan Martys Pizza menjadi penandanya.
Konon coffee shop yang diresmikan pada Februari 2020 ini menempati bangunan cagar budaya milik paguyuban pelestarian budaya Bandung. Bangunan aslinya sudah ada sejak 1951, dikenal dengan nama Toko Populair.
Saat detikfood (18/12/2021) mampir, kesan vintage dan klasik terlihat begitu memasuki Jurnal Risa Coffee di Braga. Hal ini tergambar dari interiornya yang dilengkapi unsur marmer, warna serba putih, biru, merah maroon, hingga emas.
Kemudian terlihat juga pajangan Silver Button dan Gold Button yang diperoleh Jurnal Risa dari YouTube. Poin plus lain, coffee shop ini menghadirkan suasana yang sejuk.
Pizza Italia pedas dengan suwiran ayam
Masuk ke Jurnal Risa Coffee di Braga, kami disambut area open kitchen di sebelah kanan untuk membuat pizza. Kami bisa mengintip proses pembuatan pizza Italia yang dibuat fresh di tempat.
Pizza ala Italia di sini dibuat dengan adonan homemade. Pizza diolesi saus tomat sebagai dasarnya, lalu ditambahkan berbagai topping. Pizza dipanggang di oven selama 6 menit dalam suhu 280 derajat Celcius.
Pilihan variannya ada Mercer Margherita, Shroomtown, Spicy Slicy, Mentaility, Pepperoni Five O, Slow Mo, hingga Quadruple Formaggi. Pizza bisa dibeli dalam bentuk potongan (slice) atau utuh (whole) yang diameternya sekitar 40 cm!
Harga pizza per potong mulai dari Rp 25-40 ribu, sedangkan yang utuh Rp 180-300 ribu. detikfood tertarik mencoba pizza favorit di sini, Spicy Slicy (Rp 35.000).
Spicy Slicy merupakan pizza margherita yang diberi topping suwiran ayam pedas. Untuk roti pizzanya, menurut kami tak terlalu tipis. Teksturnya juga bukan yang renyah garing, melainkan lembut dan empuk.
Pizza kemudian diolesi saus tomat yang asamnya lumayan kuat. Ketika dikombinasikan dengan suwiran ayam pedas, rasa pizza Spicy Slicy semakin nikmat. Varian ini cocok untuk penggemar pizza 'rasa Indonesia'.
Nasi goreng kimchi yang tak kalah enak
Penasaran dengan menu seasonal yang direkomendasikan pegawai, kami memesan Kimchi Fried Rice (Rp 45.000). Tampilan nasi goreng khas Korea ini menggugah selera dengan topping irisan chicken katsu, bawang putih goreng, dan setumpuk kimchi.
Hmmm... Aroma asam khas kimchi langsung tercium begitu menu ini diantarkan ke meja. Porsinya cukup besar sehingga bisa jadi pilihan pas untuk makan malam mengenyangkan.
Tekstur nasi goreng kimchi di sini cenderung kering, padahal kami berharap agak basah seperti kimchi bokkeumbap yang pernah kami cicipi sebelumnya.
Meski begitu, paduan rasa asam kimchi dan gurihnya bumbu nasi goreng terasa pas. Sebagai penyuka nasi goreng, kami merasa Kimchi Fried Rice di sini menyesuaikan lidah orang Indonesia.
Jurnal Risa juga menyedikan pastry dan minuman enak. Lihat informasi di halaman selanjutnya.
(adr/odi)