Mengunjungi Kampong Glam tak lengkap tanpa mencicip kuliner halal di sekitarnya. Selain Hararu Izakaya yang mengusung konsep pub Jepang halal, ada restoran Mamanda yang patut disambangi.
Dari luar restoran ini terlihat seperti istana. Bangunannya besar dengan ciri khas warna kuning. Setelah ditelusuri, restoran ternyata menempati bangunan bersejarah yang sudah ada sejak tahun 1920.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Dulunya bangunan ini adalah rumah bendahara di zaman Kesultanan Singapura. Setelah zaman sultan habis, bangunan dibeli orang keturunan Jawa untuk dipakai berdagang peci dan ikat pinggang haji," tutur Nurdin, salah seorang pelayan Mamanda pada detikFood beberapa waktu lalu.
Nurdin melanjutkan setelah si pedagang meninggal, bangunan turun ke keluarganya. "Pemerintah Singapura lalu melihat bangunan ini bersejarah dan akhirnya dibeli. Bangunan ini menjadi National Heritage Singapura," tutur Nurdin.
![]() |
Soal nama, Mamanda merujuk pada panggilan hormat dari Sultan untuk para menterinya. Bersantap di sini memang seperti diajak kembali ke masa kesultanan. Interiornya dibuat klasik dan elegan, mirip seperti di istana.
Mamanda menyajikan aneka hidangan Malaysia autentik. Termasuk set menu nasi yang jadi andalan. Kami tak melewatkan Nasi Tumpeng dan Nasi Ambeng saat ke sini. Keduanya tersedia dalam pilihan porsi 1, 2 dan 4 orang. Kami mencicip untuk porsi 1 orang.
Nasi Tumpeng (SGD 22) berupa nasi kuning dengan lauk rendang, ayam goreng, paru, udang balado, perkedel, urap, tumis buncis dan sambal balacan. Warna nasi kuning di sini lebih oranye. Penyajiannya juga tak seperti nasi tumpeng yang menjulang di Indonesia, melainkan seperti nasi biasa.
![]() |
Hmmm... Lauk yang lengkap membuat kami bingung! Udang balado dengan lumuran sambal pekat akhirnya jadi pilihan pertama kami. Ukuran udangnya lumayan besar dengan daging yang empuk, tebal dan juicy. Balutan sambal baladonya juga gurih pedas meski tak terlalu kuat.
Yang juga istimewa adalah paru gorengnya. Tampilannya memang tak menarik karena hitam legam, tapi rasanya enak! Parunya merupakan jenis yang basah dan empuk sehingga enak dimakan bersamaan dengan nasi kuning pulen.
Untuk sengatan pedas, kami mencocolnya ke sambal balacan. Rasanya gurih dengan jejak pedas yang tak terlalu kuat.
Nasi Ambeng (SGD 22) tak kalah meriah. Bedanya sajian ini memakai nasi putih dengan tambahan pelengkap ikan asin jambrong ukuran besar dan ayam masak lemak.
![]() |
Ikan asinnya tipis dan renyah dengan rasa asin tak terlalu kuat. Sementara ayam masak lemak mirip opor dengan kuah santan berwarna kuning terang. Gurihnya terbilang ringan dan enak disantap hangat-hangat.
Yang paling menarik perhatian adalah Asam Pedas Mamanda (SGD 17,5). Berupa ikan kakap merah yang dimasak dalam kuah cabai. Di dalamnya ada potongan okra dan terung. Rasa pedas dan asam menyatu pas dengan fillet ikan yang lembut dan manis.
![]() |
Nah, kalau sedang di Singapura dan mau bersantap seperti layaknya di istana, Mamanda patut jadi pilihan. Restoran ini buka mulai pukul 11.00 siang dan tutup pukul 10.00 malam. Selamat mencoba!
"Singapura adalah destinasi di mana kamu dapat mewujudkan impian. Kini saatnya untuk tak sekadar bersantap, dan jadilah Pecinta Makanan."
Mamanda
73 Sultan Gate
Singapura
Telepon: +65 6396 6646
(adr/odi)