Restoran ramen dengan beragam versi banyak bermunculan di Jakarta dan sekitarnya. Meskipun bukan penggila ramen, saat singgah ke Ramen Village yang berlokasi di Aeon Mall, kami benar-benar seperti dibawa ke suasana resto ramen di Tokyo.
Pengunjung silih berganti masuk ke beberapa outlet ramen yang berderet di tempat ini. Selalu diiringi teriakan ‘Irrasemase’ sebagai sapaan selamat datang. Tentu saja aroma gurih tercium lamat-lamat karena hampir semua restoran memakai ‘open kitchen’.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ramen yang jadi andalan bisa dinikmati dalam mangkok batu panas dan mangkok biasa. Karena ingin meraskan sensasi ‘vulkano’ atau ‘kazan’ Beef Sukiyaki Kazan (Rp. 88.800) kami pesan sebagai sajian pertama. Rupanya di atas meja sudah diberi tempelan kertas berisi informasi bagaimana menyantap kazan ramen.
Selain itu juga tersedia 2 jam pasir, cabai bubuk, minyak cabai, wijen, shoyu dan sumpit. Karena mangkok batu perlu dipanaskan maka kami harus bersabar. Apalagi restoran sedang penuh. Ramen ini datang dalam bentuk satu paket.
Ada mangkuk batu berisi ramen yang ditutup dengan kubah kerucut berwarna merah menyala. Mengingatkan akan Tajine sajian dari Afrika utara yang juga sajikan dengan tutup kerucut dari tembikar. Di sisi bali ada pot kaca berisi kaldu berwarna cokelat keruh. Plus semangkuk nasi putih.
Pelayan menawarkan diri untuk meracik ramen ini. Pertama, kubah penutup dibuka dan dituangi kaldu panas dan segera kuahpun mendidih bergolak. Kemudian langsung ditutup dan jam pasir dibalikkan, untuk waktu 1 menit. Uap panaspun keluar dari cerobong kubah. Mirip dengan uap lava gunung berapi.
Selanjutnya kuah bisa dituang lagi, jika sudah menyusut. Aroma gurih shoyu dan dagingpun memenuhi permukaan ramen yang kuahnya masih mendidih karena mangkuk batunya panas. Cara menyantapnya harus diaduk agar ramen yang di bawah tak lengket dan daging sapi bisa matang merata.
Dalam mangkuk terpisah, kami menyedok ramen yang lembut lentur. Kuahnya gurih lembut dengan selingan irisan daging yang juicy. Sayuran berupa tauge, sawi putih dan wortel pun terasa renyah segar. Setelah diberi sedikit taburan cabai merah bubuk dan wijen, ramen ini makin lengkap rasanya. Karena porsinya besar, bahkan cukup untuk berdua, maka nasi putihpun tak sempat kami makan.
Menu kedua yang kami pesan Karmiso Chicken Ramen (Rp.59.800) yang disajikan dalam mangkuk biasa. Porsinya lumayan besar. Kuahnya cokelat keruh karena memakai kaldu dan miso kuning. Dua potong ayam kecokelatan, telur dan nori serta satu buah bulatan bumbu berwarna merah kecokelatan.
Kuahnya tak beda jauh dengan kuah kazan ramen yang pertama kami cicipi. Tetapi setelah diaduk dengan bola bumbunya barulah terasa berbeda. Bola bumbunya ternyata dibuat dari ayam cincang yang dicampur dengan cabai merah, bawang putih dan miso.
Rasa kuahnya sedikit pedas gurih dengan renyah cincang ayam. Ayam kecokelatan tersebut agaknya dimasak perlahan dengan bumbu shoyu dan bawang. Rasanya gurih sedikit manis dan sangat empuk. Bumbunya meresap hingga daging ayamnya berwarna kecokelatan. Ini karena dimasak perlahan.
Panas gurih ramen ini membuat butiran keringat bermunculan di dahi dan yang pasti mengenyangkan. O,ya Chicken Gyoza (Rp. 29.800) yang kami pesan disajikan dengan tampilan menarik. Ada warna kecokelatan kering di bagian bawah karena hasil pan-fried.
Isian daging ayamnya renyah dengan campuran daun kucai dan daun bawang. Kulitnya lumayan lembut dengan rasa renyah enak di sisi bawahnya. Tanpa dicelup dalam shoyu gyoza juga sudah enak. Yang paling cocok jadi pengiring santapan menggairah ini tentu saja ocha dingin.
Kalau mau berbuka puasa malam ini di tempat ini ada baiknya datang lebih awal. Maklum saja penggemar ramen vulkano ini lumayan banyak. Bisa jadi Anda harus mengantri dulu!
Kazan Ramen
AEON Mall Lantai 3
Ramen Village, RV-05.
BSD City - Tangerang
Ruko Cordoba, Blok A
Bukit Golf Mediterania,
Jl. Marina Indah Raya
Pantai Indah Kapuk, Jakarta
(lus/odi)