Meskipun tak sempat menikmati rujak cingur di penjual yang tersohor, kami cukup puas mencicipi rujak ini dalam menu prasmanan. Tampilannya menggiurkan terutama buat pencinta rujak. Selintas mirip gado-gado khas Jakarta. Karena menggunakan bumbu kacang yang sama seperti gado-gado atau ketoprak.
Hanya saja bumbu rujak cingur memakai petis udang yang wangi baunya. Ciri khas yang lain, rujak cingur ini menggunakan campuran buah-buahan, sayuran dan hidung sapi atau disebut cingur. Di House of Sampoerna ini, rujak cingur disajikan dalam bentuk prasmanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi, saat potongan cingurnya sudah masuk ke mulut. Rasanya hampir sama seperti kikil. Kenyal-kenyal lembut dan gurih. Meski cingurnya berasal dari hidung sapi, rasa amisnya sedikit terhapus berkat buah-buahan seperti nanas, mangga muda dan bengkuang sebagai penawarnya.
Kalau tak terbiasa, rasa cingur yang kenyal-kenyal memang terasa aneh. Bahkan, beberapa Soul Rider--sebutan rider yang ikut Yamaha Tour de Soul banyak yang pertama kali mencicipi. Meski demikian rata-rata mereka menyukai rasa uniknya.
House of Sampoerna yang menyajikan rujak cingur untuk rider Yamaha ini terletak di Jl. Taman Sampoerna 6, Surabaya. Kafe, sekaligus museum dan galeri seni itu buka dari pukul 11 siang sampai pukul 22.00.
Tapi, untuk rujak cingur, House of Sampoerna tidak menjajakannya per porsi. Harus memesan secara prasmanan dengan jumlah orang minimal 30 orang. Harganya mulai dari Rp 90 ribu samai Rp 111 ribu per orang. Anda bisa melahap hidangan prasmanan plus rujak cingurnya.
(rgr/odi)