Pada tahun 1970-1990-an, bioskop belum sebanyak dan senyaman sekarang. Jadi, film 'Taxi' yang dibintangi Meriam Bellina dan Rano Karno atau 'Buaya Gile' yang menampilkan Almarhum Benyamin Sueb ditonton lewat layar tancap.
Sehelai kain putih besar dipasang di area terbuka sebagai media penayang gambar yang 'ditembakkan' dari proyektor zaman baheula. Filmpun ditonton beramai-ramai bersama tetangga, pacar, teman, atau keluarga. Sialnya, kalau hujan turun, pertunjukan bubar alias misbar (gerimis bubar)!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nasi dan aneka lauknya bisa diambil sendiri. Kalau bosan dengan nasi putih, tersedia nasi daun jeruk, nasi liwet, dan nasi merah yang tetap hangat karena ditempatkan di magic jar.
Selanjutnya, Anda akan bingung memilih sekitar 30 lauk yang tersedia. Ada nila goreng, tumis cuciwis, gulai daun singkong, mendoan, sampai semur jengkol. Di ujung jejeran lauk, staf restoran akan menandai di bon makanan apa saja yang Anda ambil. Lalapan dan sambal tak dicatat karena gratis.
Wah, rata-rata sajian yang kami coba terasa cocok di lidah. Nasi daun jeruknya (Rp 6.500) terasa gurih dan wangi irisan daun jeruk. Jangan lupa coba sambal goreng udangnya (Rp 13.000). Udang berkulit yang sudah dibuang kepala dan ekornya dimasak dengan sambal merah kental. Rasanya manis serta sedikit pedas dan asam. Sedap!
Lengkapi hidangan Anda dengan perkedel jagung (Rp 3.000) yang bulat, enak, dan renyah. Nasi liwet (Rp 5.500) yang wangi daun salam serta ayam goreng laosnya (Rp 13.500) juga boleh dicicipi.
Tanpa perlu mengeluarkan uang ekstra untuk minum, Warung Misbar sudah menyediakan teh tawar hangat gratis. Ceret dan gelasnya diletakkan di meja tengah, bebas dituang sendiri. Namun di sini juga ada minuman-minuman dengan nama unik, seperti 'Es Lebih Asyik sama Kamu' dan 'Es Saur Sepuh'.
'Jus Hijau Daun' (Rp 11.000) rupanya paling banyak dipesan. Caisim dan sirsak yang diblender bersama menghasilkan minuman kental berwarna hijau dengan rasa asam manis. Uniknya, di atasnya diberi satu sekop es krim vanili.
Masih mau jajan untuk teman menonton? Pesan saja otak-otak, kerak telur, tahu gejrot, atau es dung-dung langsung dari gerobaknya di sini. Aneka camilan kering juga tersedia.
Penjual akan mencatat pesanan di bon beserta nomor meja Anda. Saat akan keluar, tinggal bayar saja total semua pesanan Anda karena kasir sudah memiliki catatannya lengkap.
Konsep Warung Misbar memang unik. Dari luar saja suasana bioskop a la tahun 1980-an sudah terasa. Kita akan digiring mengikuti alur railing dan melihat poster-poster film zaman dulu. Ruang kasirnyapun diberi tulisan 'loket' seperti tempat untuk membeli karcis bioskop.
Dindingnya ramai dengan tempelan poster-poster film yang pernah beredar di bioskop puluhan tahun lalu. Potret bintang yang pernah jaya di era itu - sebut saja Christine Hakim, Sophan Sophiaan, Rhoma Irama, sampai Suzanna - diberi sentuhan pop art.
Tentu saja, yang jadi pusat perhatian adalah layar lebarnya. Tempat duduk bertingkat a la teater tanpa kursi individual dirancang memusat ke layar. Biasanya yang disetel adalah film-film lama, tapi ada kalanya pertandingan sepakbola juga ditayangkan.
Apalagi saat yang bermain adalah Persib, klub bola Bandung. Wah, para penonton ber-jersey biru langsung ramai berteriak setiap klub kesayangannya mencetak gol! Tak terbayang bagaimana saat musim Piala Dunia nanti. Yang pasti, kami terpuaskan dengan nostalgia a la layar tancap dan masakan rumahannya yang sedap.
Warung Misbar
Jl. R.E. Martadinata (Jl. Riau) No. 28A
Bandung
Telepon: 022-4237426 / 61312828
Jam buka: Setiap hari, 10:00-24:00
(fit/odi)