Pulau Madura dan Surabaya memang berdekatan, maka tak heran jika soto Madura juga banyak dibuat oleh orang Surabaya. Nyatanya justru orang Surabaya yang bikin soto Madura jadi tersohor. Mungkin juga karena rasanya yang khas membuat soto ini digemari oleh banyak orang.
Lebih dari 20 tahun rasanya ruko mungil di jalan Juanda Jakarta itu menyajikan soto Madura dan hidangan Jawa Timur. Kini, banner resto kelihatan lebih menyolok dengan warna merah. Racikan soto racikan pak Prihandono Lazarus ini memang khas Madura meskipun pakai embel-embel Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagian dalam resto berbentuk memanjang yang nyaris tak pernah kosong dijejali penggemar soto. Dindingnya dipenuhi pigura kaca berisi foto dan komentar para selebriti hingga pejabat daerah dan pejabat tinggi. Soal kondang memang sudah tak ada duanya. Seingat saya dai dulu gaya penyajiannya juga tak berubah.
Pelayan berbaju Madura, kaos setrip merah putih, celana komprang selutut dan ikat kepala menambah meriah suasana reato yang padat. Menu andalannya tentu saja soto Madura, tinggal pilih yang istimewa atau daging saja. Soto ayam, soto telur atau soto buntut bisa juga jadi alternatif.
Kalau kangen masakan Surabaya. Ada rawon, lontong tahu, tahu tek, tahu campur dan rujak cingur. Pecel, gado-gado, kupat lontong dan aneka sate. Karena ingin mengulang kembali gurih enaknya soto Madura maka soto Madura, seporsi tahu campur dan sate ayampun jadi menu nostalgia saya.
Meskipun sama-sama soto Madura, ada yang berkuah agak kuning pucat dan sedikit keruh. Namun, soto racikan pak Pri ini (Rp.19.000,00)justru kecokelatan dan keruh. Selalu disajikan panas mengepul dan daging sapi yang dilapisi lemak tipis dipotong besar-besar. Meskipun demikian saat digigit sangat empuk. Kuahnya gurih dengan rasa kemiri, bawang, jahe dan serai yang kuat. Tanpa dagingpun kuahnya sudah enak!
Mungkin karena direbus perlahan dengan api arang yang kecil. Pasangan soto ini adalah nasi pulen berbungkus daun pisang yang disediakan di meja. Wangi semerbak daun pisang menyelimuti nasi yang sedikit lembek. Dengan sedikit kucuran air jeruk nipis dan sambal rawit, makin sedap!
O, ya kalau mau lauk tambahan ada sate hati ampela dan perkedel kentang. Perkedelnya garing bagian luarnya dan di dalamnya ada sedikit campuran daging. Pokoknya lauk ini pas buat melengkapi soto yang gurih sedap.
Sate ayamnya (Rp.20.000,00) juga tak mengecewakan, fillet ayam dipotong tak terllau tebal, dipanggang agak kering. Saus kacang yang lembut, acar dan sambal rawit melengkapi sate yang empuk tanpa lemak ini. Sayang sekali tahu campur yang saya andalkan buat menebus kangen kurang pas. Sambal petisnya terasa kurang asin, ditambah daging kuah kurang gurih dan tak ada lento yang melengkapinya.
Mengiringi santapan soto ini, es asam Jawa ( Rp. 10.000,00 )ternyata sangat pas rasanya. Asam segar asam Jawa kawak yang memenuhi setengah gelas ini mengeluarkan sari asam yang asam segar. Benarlah kata orang di saat perut lapar, memang comfort food seperti ini paling pas. Pokoke uenake poll rek! Mampir yo!
Soto Madura Khas Surabaya
Masakan Khas Jawa Timur
Jl. Ir. H. Juanda Raya No. 16
Jakarta Pusat
Telepon: 021-3505673/74
(dyh/odi)