Nama roti Tan Ek Tjoan seolah tak bisa dilepaskan dari sejarah Jakarta. Meskipun pabrik roti pertamanya dibuka di Bogor, namun keberadaan toko roti di kawasan Cikini ini sudah melegenda. Gerobak roti yang berdinding kaca pun masih berkeliling ke pelosok Jakarta menawarkan roti 'fresh form the oven'. Tet.. tot … tet! Bunyi klason uniknya menggugah selera penggemar roti untuk membelinya.
Ya, puluhan tahun silam gerobak roti Ek Tjoan ini selalu dinanti penggemar roti Jakarta. Tak usah keluar ongkos transpor, abang penjualnya akan ada di depan rumah tiap sore. Tinggal pilih mau roti cokelat, keju, srikaya, moka, roti keset atau roti tawar, semuanya hangat dan baru diambil dari pabriknya.
Kini, memang tak banyak lagi gerobak berklakson karet itu yang berkeliling ke pelosok Jakarta namun roti ini nyatanya masih banyak penggemarnya. Rasa kangen mencicipi roti kuno inilah yang mendorong saya untuk mampir ke toko roti Tan Ek Tjoan yanga da di kawasan Cikini.
Bangunan tua dengan nama yang tertampang di kaca etalase ini tidaklah istimewa, nyaris sederhana. Saat pintu kayu saya dorong, langsung menyeruak aroma wangi roti yang sedang dipanggang. Hmm.. aroma mentega, roti, dan telur benar-benar menusuk hidung dan menggelitik perut yang lapar sore itu.
Lemari kaca di sekeliling sisi kiri dan kanan toko roti ini berisi aneka jenis roti manis dan roti tawar yang dijual. Persis sama seperti toko roti djadoel dan tak berubah sejak dulu. Semua roti manis ditata dalam baki dan masih hangat mengepul. Ternyata, sudah ada antrean pembeli yang menutupi sebagian etalase.
Roti manis klasik merupakan andalan toko roti ini. Ada roti cokelat, roti keju, roti srikaya, roti cokelat kacang, roti moka, cokelat lapis, roti daging, roti ayam, roti susu, roti kelapa dan roti gambang. Ah, roti gambang buatan Ek Tjoan ini memang terkenal enak.
Bentuknya panjang sekitar 15 cm dan lebar 8 cm, berwarna cokelat dengan taburan wijen. Rasanya manis, sedikit keras dengana aroma gula palem dan kayu manis yang wangi. Dimakan sebagai teman kopi atau teh hangat di sore hari memang tak ada dua nikmatnya.
Roti dari bakeyr modern memang banyak memakai produk premix yang siap aduk dan dibubuhi berbagai bahan pengembang, pemutih dan pelembut. Karena itu saat digigit terasa kempes. Meskipun dari segi tampilan memang lebih seronok.
Roti produk Tan Ek Tjoan memang tampilannya sederhana bahkan klasik. Bundar, bulat panjang, sedikit dipilin atau diputar. Namun, roti yang dibuat dengan teknik kuno, metode tidak langsung atau dengan sistem biang ini memang memakan waktu lama dalam produksi. Namun, hasilnya memang jauh berbeda. Teksturnya lebih lembut, 'mentul-mentul' dan serat rotinya memanjang dan mulur.
Buat saya roti Ek Tjoan ini memang teras sebagai ‘roti yang sebenarnya’. Seperti roti cokelat kacang yang tekturnya halus, empuk, wangi dengan jejalan kacang dan cokelat yang cukup royal. Tak beda jauh dengan susunya yang lembut gurih mantap!
Yang lebih mengesankan saat sepotong Black Forest saya cicipi. Bolunya terasa lebih mantap, berat, dengan pori-pori halus dan rasa manis tak berlebihan. Jenis kue tart atau cake belapis krim buatan toko ini ternyata juga disukai pelanggan.
Puas mencicipi roti sambil berdiri (karena taka da tempat duduk), sayapun menenteng roti keset cokelat, mocca tart dan tart swiss sebagai oleh-oleh. Soal harga toko roti ini memasang harga dalam kisaran Rp 5.000,00 untuk beragam roti manis, roti keset Rp 10.000,00, aneka snack (risoles, lontong, lemper, bolu, sus) Rp. 3.000,00 dan tart atau cake utuh (Black Forest, Mocca tart dan tart Swiss ) sekitar Rp. 100.000,00. Sebuah harga yang tak mahal untuk sebuah kualitas yang dijaga lebih dari setengah abad!
Toko Roti Tan Ek Tjoan
Jalan Cikini Raya
Jakarta Pusat
Telpon: 021- 3143150; 3142570
Buka: Jam 08.00 – 18.00 (Senin-Sabtu) & 08.00 – 17.00
(Minggu dan tanggal merah libur)
(dev/Odi)