Kabupaten Garut tak hanya tersohor karena dodolnya. Dari kecamatan Cibiuk di kabupaten ini tersohor sambalnya yang lezat, sambal Cibiuk. Konon sambal ini diciptakan oleh Fatimah, putri Wali Fajar Sidik, penyebar agama Islam di Garut pada abad 18. Dulu hanya orang tertentu yang bisa menikmati sambal lezat ini. Kini, di berbagai kota di jawa Barat seperti Bandung, Bogor, dan Cianjur ada restoran yang menyajikan sambal ini.
Karena itulah di suatu siang saat melintas di Jl. Pajajaran Bogor saya teringat akan kelezatan sambal ini. Restoran sambal cibiuk ternyata sudah pindah ke jl. Pangrango, dengan nama Restoran Mirah Cibiuk karena satu lokasi dengan hotel Mirah. Lokasinya ada di ujung jalan yang strategis dengan bangunan bergaya minimalis yang dikelilingi saung-saung.
Seperti rumah makan Sunda lainnya, nasi timbel, nasi bakar, dan nasi oncom menjadi salah satu menu nasi yang khas. Tak ketinggalan nasi liwet yang dinamai nasi liwet castrol. Makanan andalan lainnya adalah ikan mas cobek, gurame cobek, ayam bekakak, gurame cobek, aneka sayuran tumis dan beragam sambal.
Untuk mengobati rasa kangen masakan Sunda, seporsi nasi tutug oncom, gurame kipas, reuceuh bonteng, tumis genjer plus sambal ceurik pun jadi pesanan kami. Suasana saung yang teduh, diselingi gemericik air dan lagu-lagu Sunda menemani kami menunggu pesanan. Perut rasanya makin lapar membayangkan kesegaran sambal Cibiuk.
Sang tutug oncom disajikan dalam wadah bambu beralas daun pisang. Nasi yang diaduk dengan sambal, oncom hitam dan emping ini merupakan nasi khas Sunda yang sudah agak langka. Nasi yang kemerahan dibungkus daun pisang dengan lauk ayam goreng, ikan asin jambal roti, tempe, tahu goreng dan daun pohpohan dan selada sebagai pelengkap.
Aroma wangi kencur beradu dengan bawang sangat menusuk hidung. Rasa nasi yang pulen dan pedas menggigit makin enak dipadu dengan ayam kampung goreng yang juga wangi. Kelezatan nasi tutug oncom ini makin lengkap dengan suapan gurami goreng yang renyah gurih. Daging ikan gurami yang lembut di dalam, garing di luar ini tidak meninggalkan jejak aroma tanah sama sekali. Gurih, pedas dan enak!
Sambal ceurik yang menjadi ciri khas Cibiuk disajikan dalam cobek kayu. Irisan tomat hijau yang memar, diselingan bawang merah dan cabai rawit hijau memar terlihat sedikit berair. Dalam satu suapan rasa asam segar segera menguasai lidah. Tekstur renyah tomat, cabai rawit, bawang merah, dan daun kemangi seakan beradu memberi sensasi segar pedas di lidah. Hm... pantas saja banyak penggemar sambal ini! Makin dahsyat rasanya saat disuap dengan sobekan daging gurami yang renyah gurih!
Sajian lain yang tak kalah memikat adalah reuceuh bonteng dan tumis genjer. Reuceuh bonteng ini merupakan irisan timun yang diaduk dengan cabai merah dan bawang merah dan sedikit berair sehingga mirip salad mentimun. Rasa segar krenyes-krenyes dengan semburat pedas yang sedikit menggigit membuat bilasan enak di mulut.
Tumis daun genjernya juga tampil cantik dengan warna hijau segar tak berair. Ini menandakan genjer ditumis dengan api besar dan cepat sehingga tektur renyahnya terasa di lidah. Tanpa tambahan bumbu berlebih, hanya bawang putih, dan irisan cabai merah, genjer ini terasa sedap sekali!
Gigitan cabai yang sedikit pedas dan semu manis menjadi ciri khas makanan Sunda. Semuanya ada dalam racikan kuliner Cibiuk ini. Es sekoteng pun menjadi ending santapan yang enak siang itu. Es ini tak lain es campur dengan isian alpukat, kelapa muda, kolang-kaling dan biji mutiara. Susu kental manis dan memaran es batu membuat es ini sangat pas sebagai pembilas mulut. Hmm.. raos pisan euy!
Saung Mirah Cibiuk
Jl. Parangrango No.32
Bogor
Telpon: 0251-8327675
Harga: mulai dari Rp. 5.000,00 - Rp.50.000,00/porsi
Jam buka : 11.00 - 21.00
(dev/Odi)