Berawal dari lupa dengan jadwal operasi resto Mandala, akhirnya saya mampir ke tempat ini. Resto yang terbilang baru ini memang sering saya lihat tapi belum sempat saya datangi. Resto ini juga merupakan cabang dari resto Ayam Betutu khas Gilimanuk yang ada di Bali. Bersama empat orang teman kami segera memasuki resto yang bercita rasa Gilimanuk ini.
Resto dengan nuansa kuning yang dominan ini, terbilang sederhana. Namun tetap dengan suasana yang hangat. Bangku-bangku dari kayu yang unik gaya khas Bali menjadi tempat kami menikmati sajiannya. Disetiap meja juga disediakan camilan, seperti peyek kacang, kacang goreng Bali, dan juga kerupuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aneka makanan pendamping juga tak mau ketinggalan, sebut saja lawar ayam, sayur plecing, satai lilit, sambal matah khas Bali, dan juga kacang goreng. Hmm..saya dan dua orang teman menjatuhkan pilihan pada nasi campur Bali, sedangkan dua lainnya memilih bebek betutu goreng. Sayur plecing dan ati ampela goreng sebagai pelengkapnya. Sedikit penasaran dengan ayam betutu Gilimanuk, teman saya pun langsung memesannya.
Sambil menunggu pesanan datang, mulut kami tak berhenti bergoyang karena kacang Bali goreng yang sudah dikemas dalam plastik-plastik kecil. Rasa kacangnya manis-manis gurih membuat kami tak bisa berhenti sampai kacang dihadapan kami benar-benar habis, tak tertinggal satu plastik pun.
Untung saja pesanan kami segera tiba, nasi campur Bali yang benar-benar komplet isi dan juga bebek betutu goreng dalam piring lonjong putih besar. Kacang tanah goreng, sambal matah, dan plecing kangkung sebagai pendamping setianya. Karena perut sedang lapar berat, nasi campurpun segera menjadi sasaran saya.
Menggunakan piring anyaman dari rotan dan dialasi daun pisang, rasanya jadi semakin sedap! Isiannya juga komplet, seperti dua buah satai lilit, lawar ayam, uraban, telur, ati ampela goreng, tum, sambal matah, sambal terasi, acar timun, dan sambal rawit yang 'ngumpet' di bawah satai lilitnya.
Satai lilit daging ayam ini sangat terasa bumbunya manis-manis gurih, apalagi setelah dicolek dengan sambal terasi semakin mantab rasanya! Uraban kacang panjang juga tak kalah sedap, bumbunya berwarna sedikit kekuningan. Pada saat suapan ketiga saya terkena ranjau nasi campur ini. Sepotong cabai dari sambal rawit ikutan mampir di lidah. Walah.. rasanya seperti tersengat saja! Huah.. huah.. Mata saya langsung melek saking pedasnya.
Ayam betutu Gilimanuk, ayam yang diungkep dengan rempah-rempah khas Bali dan dipanggang dalam tungku. Dagingnya sangat lembut mudah terlepas dari tulangnya. Bumbunya sudah meresap bahkan hingga ke tulang. Lain lagi dengan bebek betutu goreng, warna dagingnya cokelat merata. Harum aroma dagingnya sungguh menggoda hidung.
Saat daging bebek disayat, benar-benar tak ada perlawanan. Benar-benar empuk, gurih renyah diluar dan lembut didalamnya. Rasanya semakin mantap saat daging bebek dicocol dengan sambal matah atau juga dengan sambal terasi. Sang pendamping, plecing kangkung tak kalah menonjolkan rasanya. Kangkung yang kres..kres.. renyah dengan bumbu yang pedasnya nendang abis! Tapi justru bikin kami semakin semangat untuk menghabiskan semuanya.
Hmm.. mata kami benar-benar dibuat merem melek dengan sensasi pedasnya. Bikin badan jadi semakin hangat di malam yang agak berangin kemarin malam.
Ayam Betutu Khas Gilimanuk-Bali
Jl. Woltermonginsidi (Seberang Pasar Swalayan Santa)
Jakarta Selatan
Telp 021-7233245 (Terima Delivery Order)
(eka/Odi)