Kriuk Renyah Kerupuk Bunter Dibuat dengan Cara Tradisional

Kriuk Renyah Kerupuk Bunter Dibuat dengan Cara Tradisional

Muhamad Rizal - detikFood
Senin, 09 Mar 2020 13:30 WIB
Kerupuk Bunter Sumedang
Foto: dok.detikFood/Muhamad Rizal
Sumedang -

Kerupuk bunter yang renyah gurih ternyata punya proses pembuatan panjang. Dibuat dengan tenaga manusia, manual memakai alat-alat tradisional.

Nama kerupuk Bunter ini, diambil dari nama Kampung Bunter, Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Kerupuk ini terkenal di daerah Sumedang hingga seluruh Jawa Barat.

Kampung Bunter ini dikenal banyak orang sebagai daerah sentra kerupuk, karena kebanyakan masyarakatnya memproduksi kerupuk. Seperti Salah satu pabrik milik Alo (40), dirinya meneruskan usaha milik ayahnya dari tahun 1998 hingga saat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kriuk Renyah Kerupuk Bunter Dibuat dengan Cara TradisionalFoto: dok.detikFood/Muhamad Rizal

Terlihat di halaman pabriknya ada puluhan papan anyaman bambu yang di atasnya terdapat kerupuk bunter yang tengah dijemur oleh pekerja.

Dengan area yang beratap genteng dan dinding dari anyaman bambu tampak di dalamnya terlihat sekitar 10 orang tengah membuat kerupuk. Ada yang mengoperasikan sebuah alat manual untuk mengepres adonan. Sementara yang lain mengaduk adonan tepung dan bahan bakunya.

ADVERTISEMENT

Di bawah alat mengepres adonan 3 orang wanita, tengah sibuk menampung adonan yang telah dipres ini ke sebuah tampah. Usai ditampung di tampah berbentuk bulat, kemudian adonan ditata di papan anyaman.

Setelah ditata pada papan anyaman, adonan kerupuk mentah ini kemudian dikukus dalam sebuah kukusan besar berisi air yang kemudian ditutup wadah besar yang berbentuk kerucut.

Kriuk Renyah Kerupuk Bunter Dibuat dengan Cara TradisionalFoto: dok.detikFood/Muhamad Rizal

Prosesnya pun dilakukan dengan cara manual. Seorang pekerja membuka tutup kukusan dengan tali dan diambil setelah matang. Setelah dikukus dan t matang barulah kerupuk ini diambil untuk ditata ulang agar kerupuk ini tidak menempel pada papan kemudian dijemur di bawah sinar matahari.

Selanjutnya kerupuk dijemur kembali untuk proses pengepulan agar kerupuk mengeras dan siap untuk digoreng. Pabrik kerupuk bunter milik Alo ini sangat mengandalkan sinar matahari untuk proses penjemuran karena termasuk pabrik tradisional.

Alo mengatakan, untuk pembuatan kerupuk ini ada sembilan proses pengerjaan, semuanya dilakukan secara tradisional.

"Prosesnya yaitu Buburan (kanji), Ngegiling, mipit (membentuk kerupuk dengan alat pres), Seupan (kukus), melekat (sebelum di jemur), penjemuran, mengepul (penjemuran kedua) setelah benar-benar kering dan keras kerupuk siap untuk digoreng," jelas Alo saat ditemui detikcom di pabriknya di Cijaringo, Kampung Bunter, Desa Cihanjuang Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020).

Kriuk Renyah Kerupuk Bunter Dibuat dengan Cara TradisionalFoto: dok.detikFood/Muhamad Rizal

Alo mengaku, saat ini masih menggunakan tenaga manusia dan alat tradisional untuk produksinya. "Mengandalkan tenaga manusia, tidak pakai mesin modern, semua alatnya juga masih pada kuno. Pokoknya proses pembuatan sama pengolahannya masih dilakukan manusia semuanya" tutur Alo.

Menurut Alo, setiap bulan ia bisa memproduksi kerupuk sebanyak 2 kuintal (200 kg)tergantung kondisi cuaca. Karena pabriknya miliknya masih mengandalkan sinar matahari untuk proses pengeringan.

"Karena kita masih menggunakan alat kuno, jadi kita masih mengandalkan sinar matahari, walau ada alat untuk mengeringkan itu kan nambah lagi biaya lagi untuk biaya gasnya," katanya.

Alo menjual kerupuk hasil olahnnya di pasar Sumedang dan Bandung Raya, Dengan harga jual yang berbeda. Untuk kerupuk yang sudah matang di jual dengan harga Rp 2.000 - Rp 5.000 per kemasan, dan untuk yang masih mentah Rp16.000 - Rp18.000 per kilogram.




(sob/odi)

Hide Ads