Saat Ibu-ibu Ternate Sajikan Aneka Makanan dalam Bambu ke Bule

Saat Ibu-ibu Ternate Sajikan Aneka Makanan dalam Bambu ke Bule

Mustiana Lestari - detikFood
Minggu, 28 Apr 2019 08:28 WIB
Foto: Mustiana Lestari/detikcom
Jakarta - Ubud Food Festival presented by ABC ingin menunjukkan pemberdayaan perempuan dalam hidangan lezat.

Kali ini yang dibawa adalah ibu-ibu yang tinggal di hutan kaki gunung Gamalama. Mereka sengaja diundang untuk menyajikan kuliner nenek moyang otentik khas dari Ternate.

Sajian dalam bambu yang ini disajikan di depan para media asing dan bule yang penasaran pada sesi Ternate Long Table Lunch.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Jadi makanan yang dimasak ini berbeda karena langsung dari komunitas lokal dan ini community base karena diharapkan masyarakat dapat berkontribusi untuk peningkatan ekonomi mereka," kata Kris Syamsudin dari Cengkeh Afo dan Gamalama Spices di Casa Luna, Ubud, Sabtu (28/4/2019).

Menurut Kris, komunitas ibu-ibu itu penting apalagi mereka hidup di tempat tumbuhnya cengkeh bersejarah yang telah hidup ratusan tahun.

"Jadi ibu-ibu ini punya kontribusi lebih besar. Mereka putusin pakai rempah-rempah di sana yang terkenal sama cengkeh afo tertua berumur 416 tahun tapi sudah mati karna ketuaan. Sekarang ada cengkeh kedua tertua di dunia 250 tahun," sambung peraih beasiswa dari Universitas di Australia ini.

Saat Ibu-ibu Ternate Sajikan Aneka Makanan dalam Bambu ke BuleFoto: Mustiana Lestari/detikcom

Bukan hal yang mudah, menurut Kris, untuk mengajak ibu-ibu di kaki Gunung Gamalama untuk turun gunung dan mau menyajikan makanan sekarang ini.

"Ini sekarang dimasak sama ibu-ibu lokal yang dulu malu mengangkatnya kearifan lokalnya tapi aku mendorong mereka karena semakin otentik maka itu menjadi market point mereka," tandas dia.

Dalam sajian tersebut, para bule pun berebut berfoto dengan ibu-ibu Ternate yang memakai baju daerah. Begitu hasil makanan mereka habis ludes tak tersisa.

Kris menjelaskan untuk bambu yang dipakai berbeda dengan bambu yang dipakai untuk hidangan lain di Indonesia lainnya.


"Bambu yang dipakai itu bambu lurik, bambu batik atau bambu leopard karena totol-totol gitu. Nah bambunya spesifik kalau sudah tua motifnya kayak random spot kalau masih muda itu yang dipake buat masak dan bambunya bersih gak ada kotoran kalau asal pilih bambu pasti kotor dan aromnya gak enak," tandas Kris lagi.

Adapun makanan yang disajikan dalam bambu antara lain, ayam organik rimo rempah, kerapu merah masak rempah kenari, sayur lilin rempah tuna asap, dan singkong ngo. (mul/ega)

Hide Ads