Wilayah Cikini di Jakarta Pusat, memiliki banyak nilai historis. Mulai dari sejarah, hingga kuliner legendaris yang masih bertahan hingga saat ini. Salah satunya es krim Tjanang, es krim sederhana dengan pengaruh kuliner China, yang mampu merebut hati Soekarno hingga keluarga Cendana.
Baca Juga: Baca Juga: Populer Sejak Dulu, Ini 5 Tempat Makan Es Krim Legendaris di Indonesia
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama 40 tahun jadi es krim populer yang digemari semua kalangan. Tapi pada tahun 1991, akhirnya Sim Fie memutuskan untuk menutup tokonya karena sepinya pembeli, dan pesaing dari es krim pabrik yang mulai menjamur.
![]() |
Meski hanya tersisa satu freezer es krim kecil, dengan dua meja di sana. Tapi rupanya masih banyak orang-orang yang sengaja datang ke sana, untuk mencicipi dan membawa pulang es krim legendaris tersebut.
Terdapat 12 pilihan rasa, dan tersedia dalam ukuran cup kecil, 0,6 liter, dan 1 liter. Salah satu ada varian rasa kopyor, malaga, tape ketan, kacang ijo, durian, alpukat, hingga nougat.
![]() |
Ciri khas es krim ini terletak pada bahan-bahan yang digunakan, semuanya terbuat dari buahan-buahan segar, dan tanpa pengawet. Tekstur es krimnya berbeda dengan es krim sekarang, Tjanang punya lapisan es krim yang lebih ringan, dan rasanya segar mirip seperti sorbet.
Rasa es krim tidak neko-neko, campuran susu dan buahnya begitu terasa. Persis seperti ciri khas es krim jadul kebanyakan.
![]() |
Untuk kisaran harga, satu cup kecil es krim Tjanang dihargai Rp. 15.000,-, untuk ukuran 0,6 liter dibanderol Rp. 65.000,-, sementara ukuran yang paling besar dihargai Rp. 80.000,-.
Baca Juga: 5 Es Krim Jadul yang Hingga Kini Masih Eksis dan Ngangeni
(sob/odi)