Konsumsi gula, garam dan lemak (GGL) yang berlebih menjadi salah satu faktor masalah gizi di Indonesia setiap tahunnya di semua kalangan usia. Sehingga tak heran, jika di usia 30 ke atas sudah banyak orang yang menderita serangan jantung maupun diabetes.
Dalam acara Diskusi Gizi bersama Nestlé (08/05), Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MS, MSc, SpGK (K), Kepala Departemen Medik Ilmu Gizi RSU Cipto Mangunkusumo mengatakan bahwa asupan gula, garam dan lemak berlebihan dapat meningkatkan risiko hipertensi, stroke, diabetes dan serangan jantung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: iStock |
"Kebanyakan masyarakat hanya menghitung asupan gula dari minuman yang dibuat dari gula. Padahal banyak juga produk makanan dan minuman jadi yang ternyata mengandung gula tersembunyi," pungkasnya.
Selain gula, penyedap rasa yang hasilkan citarasa gurih pada makanan juga bisa berkontribusi tingkatkan konsumsi natrium berlebih. Efeknya bisa terjadi hipertensi bagi orang-orang yang sensitif.
Lemak juga menghasilkan rasa makanan yang enak sehingga membuat ketagihan dan berujung makan berlebihan.
Foto: iStock |
Agar tetap sehat, tentu setiap orang perlu mengetahui batas konsumsi maksimal dari ketiga bahan ini. Batas maksimal konsumsi gula yaitu 4 sdm, garam 1 sdt dan lemak 5 sdm per hari untuk setiap orang.
Dibandingkan dengan menggoreng secara deep frying, lebih baik masak bahan makanan dengan cara ditumis. Akan tetapi alangkah baiknya jika makanan tersebut diolah dengan cara dikukus ataupun direbus.
Baik gula, garam dan lemak memang dapat membuat rasa makanan yang lebih enak. "Tapi bila kita hanya mengandalkan rasa dalam makanan, akibatkan kita akan kelebihan gula, garam dan lemak. Akibatnya muncullah penyakit degeneratif tersebut," tutup wanita yang juga bekerja di RS Jantung Jakarta.
Dan jangan lupa untuk selalu memeriksa dan baca dengan jelas GGL pada label makanan sebelum memilih! (msa/odi)

Foto: iStock
Foto: iStock
KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN