Di kawasan Mampang, ada rumah makan yang terkenal dengan ayam penyet pedasnya. Berbekal rekomendasi dan informasi teman, kami akhirnya menyambangi rumah makan bernama Ayam Penyet Everest ini.
Posisinya tepat di sebelum lampu merah Warung Buncit 5. Kalau dari arah Pejaten, Anda bisa menjadikan 7-Eleven Mampang di seberangnya sebagai patokan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Rumah makan memang tidak besar, namun kerap dipadati pengunjung terutama saat jam makan siang. Mereka memburu menu andalan berupa ayam penyet. Tetapi sebenarnya ada juga menu lain seperti ayam bakar, bebek goreng, lele penyet, tahu goreng, sate ati ampela dan ragam sayuran.
Ayam penyet (Rp 17.000), ayam bakar pedas (Rp 17.000), dan lele goreng (Rp 13.000) jadi santapan utama kami. Seluruh menu rupanya disajikan sesaat setelah dipesan sehingga kami bisa mengintip pegawai menggoreng maupun membakar lauk.
Ayam penyet disajikan dalam wadah beralas daun pisang. Lengkap dengan lalapan segar berupa daun selada dan lembaran mentimun. Ayam gorengnya sendiri berukuran lumayan besar, lengkap dengan 'selimut' sambal rawit di atasnya.
Nyamm! Ayamnya begitu empuk dan gurih. Dagingnya yang sudah dipenyet begitu tipis, tidak berlemak dan sedikit liat khas ayam kampung. Kami sempat menduga rumah makan menggunakan ayam kampung.
![]() |
Namun menurut informasi seorang pegawai, ayam yang digunakan ternyata ayam negeri pejantan. Jenis ayam ini memang terkenal akan rasa dan teksturnya yang mirip ayam kampung.
Sementara balutan sambal rawitnya begitu royal hingga menutupi hampir seluruh permukaan ayam. Huahhh! Rasa pedasnya benar-benar menonjok!
Sambal rupanya dibuat dari cabai rawit merah. Bahkan masih nampak tangkai cabai dalam ulekan sambal yang kasar. Agaknya sambal memang hanya dibuat dari cabai rawit dan sedikit garam sehingga rasa pedasnya amat kuat. Enak dilahap dengan nasi hangat pulen di sini.
Ayam bakar tak kami lewatkan. Ayam yang sudah diungkep dibakar sekitar 2-3 menit. Karena kami memilih ayam bakar pedas, sajian ini didampingi sambal rawit.
![]() |
Ayam bakar bertekstur sedikit liat dengan balutan rasa manis. Tak nampak balutan kecap yang berlebihan pada ayam bakar ini karena permukaannya cenderung kering dengan totol-totol bakaran.
Penasaran dengan menu ikan, kami mencicip lele goreng. Sebelum digoreng dalam minyak panas, lele diolesi tepung kuning yang kental. Agaknya tepung dibuat dari campuran tepung terigu, ketumbar, kemiri dan beragam bumbu dapur lainnya.
Hasilnya olesan tepung ini memberi tekstur renyah dengan rasa gurih kuat. Karena digoreng kering, daging lele jadi lebih garing dan nikmat. Kress!
![]() |
Khusus sajian ini, sambal yang digunakan bukan sambal rawit melainkan sambal terasi. Warnanya merah gelap dengan cecapan pedas yang tak terlalu kuat.
Cah kangkung (Rp 10.000) jadi 'jodoh' lauk yang pas. Renyah segarnya kangkung berpadu enak dalam kuah saus tiram. Sayangnya kami mencecap rasa lada yang terlalu kuat. Oia, kami juga memesan tahu goreng (Rp 10.000) yang jadi favorit di sini.
Empat tahu goreng didampingi sambal terasi. Jenis tahu yang digunakan adalah tahu pong empuk dengan bagian dalam berongga. Sebelum digoreng, tahu juga diolesi tepung kuning sama seperti lele goreng. Menghasilkan paduan rasa gurih kuat yang enak.
![]() |
Nah, jika Anda penggemar ayam penyet dan ingin melahap sajian pedas siang ini, Ayam Penyet Everest patut jadi pilihan. Sajian ayam penyet dan lauk lainnya enak dengan harga relatif murah. Coba yuk!
Ayam Penyet Everest
Jalan Mampang Prapatan Raya No. 21
Jakarta Selatan
Telepon: 021 7900078
(adr/odi)