Sebuah tim ilmuwan dari National University of Singapore Yong Loo Lin School of Medicine terlibat dalam diskusi soap khasiat teh. Pada studi yang dipublikasikan di Journal of Nutrition, Health and Aging, tim riset menyimpulkan bahwa minim teh tertaur dalam menurunkan risiko penurunan daya ingat pada orang dewasa tua hingga 50%.
Tingkat penurunan daya ingat ini bertambah hingga 86% untuk orang yang memiliki gen APOE e4 (apolipoprotrin) yang berisiko lebih tinggi terkena Alzheimer secara genetik, lapor healthline (9/4/2014). Bioaktif pada daan teh termasuk catechin, theaflavins, thearubigins dan L-theanine bertindak sebagai antiperadangan dan antioksidan yang bermanfaat pada jangka panjang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hal ini dikemukakan oleh Feng Lei, asisten profesor departemen pengobatan psikologi di Singapura. Selain itu zat bioaktif tersebut juga melindungi otak dan kerusakan dan neurodegeneration.
Dalam rilisnya, Lei menyebutkan bakwa penemuan tersebut sangat penting untuk perlindungan dari dementia. Selain pengobatan dan terapi dementia, tindakan pencegahannya masih belum memuaskan.
'Teh merupakan salah satu minuman populer di dunia. Penemuan ini merupakan cara mudah dan murah untuk dilakukan. Seperti rutin minum teh bisa mengurangi risiko mengalami gangguan kognitif saat tua,' ungkap Lei.
![]() |
Untuk keperluan penelitian ini dikumpulkan data dari 957 komunitas China yang berusia 55 tahun atau lebih pada tahun 2003-2005. Mereka juga mengumpulkan kasus gangguan neuro kognitif tahun 2006-2010 yang tak ada hubungan dengan komunitas yang diteliti.
Lei dan rekannya mengidentifikasi 72 kasus insiden gangguan neurokognitif dalam kelompok. Terlepas dari faktor risiko lain, konsumsi teh hijau dan teh hitam/oolong mengurangi risiko kejadian terkait gangguan neurokognitif.
Namun menurut James A. Hendrix, PhD, direktur global science di Alzheimere's Association, masih perlu banyak kerja untuk penelitian ini. Karena bisa dibuktikan bahwa satu hal jadi penyebab hal lainnya pada waktu bersamaan.
Mereka memerlukan riset yang independen untuk melakukan investigasi jika menemukan hal yang sama. Apalagi riset ini dilakukan hanya pada kelompok homogen. Meskipun menurut Lie dalam rilisnya bahwa studi mereka dilakukan pada orang China dewasa bisa diterapkan pada bangsa lain.
Kelemahan lain yang ditunjukkan oleh Hendrix, pada penelitian orang hanya ditanya berapa banyak teh yang diminum. Tidak dimonitor oleh pihak ketiga.
Terlepas dari kelemahan riset ini menurut Lei riset lanjutan perlu dilakukan. Sangat menjanjikan mengingat komponen antioksidan yang berefek positif pada fungsi kognitif. Ia menganjurkan untuk minum teh secara teratur tetapi tanpa tambahan gula agar efek sehatnya dirasakan. Jika tanpa gula berarti bebas kalori. (odi/odi)