Mencicipi Lagat Hito dan Paksing Demonyo, Kuliner Autentik Pampanga

Laporan dari Manila

Mencicipi Lagat Hito dan Paksing Demonyo, Kuliner Autentik Pampanga

Maya Safira - detikFood
Rabu, 05 Apr 2017 06:20 WIB
Foto: detikfood
Jakarta - Pampanga dikenal sebagai pusat kuliner Filipina. Kali ini kami diajak bertemu chef legendaris yang populer dengan sajian Kapampangan.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam dari Manila, peserta 15-hr Food Frenzy Safari melanjutkan tur kuliner ke kota Mexico di Pampanga. Di sana, 15 peserta tur yang terdiri dari jurnalis dan blogger, bertemu dengan Atching Lilian Borromoes di kediamannya.

Mencicipi Lagat Hito dan Paksing Demonyo, Kuliner Autentik PampangaFoto: detikfood

Atching Lilian merupakan salah satu chef terkenal di Filipina. Pakar sejarah makanan ini masih mempertahankan keautentikan hidangan Pampanga (Kapampangan). Di rumahnya yang sudah berusia lebih dari 100 tahun, Atching Lilian menyambut peserta dengan ramah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyuguhkan aneka hidangan khas Pampanga. Diantaranya ada Tamales yang mendapat pengaruh asing. "Makanan ini awalnya dibawa dari Meksiko. Kemudian dibuat tamales gaya Pampanga. Bedanya tamales ini memakai tepung beras, ayam dan telur asin. Lalu dibungkus daun pisang," jelas Atching Lilian yang nampak masih bugar di usia 70 tahunan.

Mencicipi Lagat Hito dan Paksing Demonyo, Kuliner Autentik PampangaFoto: detikfood

Atching Lilian juga menyuguhkan makanan andalan Pampanga lainnya yang kebanyakan berbahan babi. Seperti Pork Longanisa (sejenis sosis), Pork Tocino, Pistu (olahan telur mirip orak arik), dan Tidtad (sup darah babi dan jeroan berbasis cuka).

Mencicipi Lagat Hito dan Paksing Demonyo, Kuliner Autentik PampangaFoto: detikFood
Ada pula menu ikan lele yang asam segar berbumbu kunyit pada sajian Lagat Hito dan sajian ikan lainnya Paksing Demonyo. Serta olahan kerbau yang diasinkan bernama Pindang Damulag.

Setelah puas menikmati makanan sekaligus mendengar cerita dari Atching Lilian, perjalanan berlanjut ke Angeles City. Di kawasan ini bisa ditemui hidangan terkenal Filipina yang tampil berbeda dengan penggunaan daging kambing dan bebek.

Sebenarnya sajian Filipina tidak akrab dengan pemakaian kedua bahan. Tapi orang Pampanga masih memanfaatkaannya dalam masakan mereka. Taldawa termasuk salah satu rumah makan yang menyajikan olahan kambing dan bebek.

Mencicipi Lagat Hito dan Paksing Demonyo, Kuliner Autentik PampangaFoto: detikFood
Di tempat yang sudah buka 8 tahun ini ada Sinigang na Kambing, berupa kuah segar berbahan belimbing yang berisi potongan daging kambing empuk dan daun mustard. Menu lainnya yaitu Kalderetang Kambing yang juga memakai daging kambing. Kuah berbasis saus tomat dipadukan dengan kacang menghasilkan rasa nikmat.

Untuk menu bebek, ada Adobong Bibi atau adobo yang dimasak berbeda memakai bebek. Meski tempatnya sederhana, sajian di Taldawa terasa istimewa dan autentik. Apalagi proses masaknya masih memanfaatkan kayu bakar.

Mencicipi Lagat Hito dan Paksing Demonyo, Kuliner Autentik PampangaFoto: detikfood

25 Seeds by Chef Sau yang buka sejak Oktober tahun lalu, menjadi 'highlight' dalam perjalanan kali ini. Restoran milik chef asal Pampanga, Sau del Rosario, menyuguhkan konsep farm to table dengan bahan-bahan yang ditanam langsung di area belakang restoran.

Kedatangan peserta di 25 Seeds disambut dengan permainan musik dan tarian dari anak-anak setempat. Kemudian di bagian depan restoran sudah dipersiapkan beberapa suguhan camilan lokal. Antara lain Kulti Mais (sajian jagung dan parutan kelapa), kue Puto't Kutsinta, Sorbetes nangka, hingga minuman segar Ginumis.

Chef Sau juga telah menyiapkan aneka makanan utama lezat. Diantaranya ada Seafood Kare-Kare yang gurih berbumbu kacang, tumisan udang dengan irisan belimbing, mie Pancit Luglug, Chicken Galantina dan minuman Halo-halo.

Sisig Paella jadi menu yang dinantikan di 25 Seeds. Karena untuk pertama kalinya Chef Sau menunjukkan menu fusion sisig (potongan bagian kepala babi yang dibumbui kalamansi dan bawang bombay) dengan paella Spanyol.

"Menu ini akan ada di World Street Food Congress nanti. Ini baru pertama disajikan di sini," ungkapnya sambil mendemokan Sisig Paella.

Sebagai penutup perjalanan di Pampanga, peserta datang ke Susie's Cuisine yang menawarkan beragam jenis kue tradisional Filipina. Restoran yang sudah buka dari tahun 1972 ini punya Tibok tibok, Sapin sapin, Mochi, Kalamay Ube hingga Kalamay Duman. Tibok-tibok, misalnya, merupakan sejenis kue kenyal yang memakai susu kerbau. Makanan ini paling tepat dikonsumsi bersama latik atau dadih kelapa.

Mencicipi Lagat Hito dan Paksing Demonyo, Kuliner Autentik PampangaFoto: detikfood
Beragam makanan sudah dicicipi di Pampanga. Mulai dari camilan, makanan utama hingga dessert. Tapi perjalanan belum usai. Peserta kembali ke Manila untuk menyelesaikan tur makan nonstop 15 jam ini. (msa/odi)

Hide Ads