Wisata kuliner di Bandung memang tak ada habisnya. Melewati kawasan Dago di malam hari kami tertarik mampir ke gerai Babakaran. Bentuknya seperti warung terbuka dengan bagian depan diperuntukkan sebagai area membakar.
Sesuai namanya, warung makan ini menyediakan aneka menu bakaran berupa sate. Pilihannya beragam, terbagi dalam kategori daging sapi, ayam, dan ikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: detikFood |
Dari deretan ayam, misalnya, ada sate ayam, usus, kulit, ceker, ati, dan sayap. Sementara sapi ada daging, paru, dan kikil. Untuk ikan tersedia tuna, kakap merah, udang, cumi, kepala cumi, kerang ijo, dan bawal. Semua dijual dengan kisaran Rp 2.000, 3.000, dan 7.000.
Sate kulit (Rp 2.000), sate paru (Rp 2.500), sate udang (Rp 3.000), sate cumi (Rp 3.000) dan sate telur puyuh (Rp 3.500) jadi pilihan kami saat bersantap di sini. Semua pesanan sate ditaruh dalam satu piring.
Hmmm... Tercium aroma bakaran yang menggugah selera saat piring disajikan. Selagi hangat, kami langsung saja mencicip sate kulit.
Dalam tusuk sate terlihat lembaran kulit ayam tidak dipotong. Proses pembakaran menghasilkan totol-totol hitam di permukaan kulit. Nyamm! Tekstur kulit ayamnya begitu kenyal juicy dengan cecapan gurih.
Foto: detikFood |
Sate paru berupa 3 potong paru bentuk kotak kecil. Teksturnya empuk, tebal, dan lembut. Rasa gurihnya tidak terlalu kuat sehingga enak dimakan sekaligus. Cocok untuk pencinta jeroan sapi.
Tak mau melewatkan varian seafood, kami mencicip sate udang dan cumi khas Babakaran. Setusuk sate udang berisi 3 buah udang mungil. Lengkap dengan kulitnya yang belum terlepas. Daging udangnya begitu padat dan empuk.
Sementara sate cumi memakai lembaran cumi tebal berbentuk persegi panjang. Dagingnya tebal namun terasa kurang empuk menurut kami.
Pencinta telur bisa puaskan selera dengan sate telur puyuh. Tiga butir telur rebus dibakar hingga kecokelatan. Gurih padatnya telur benar-benar puaskan selera.
Foto: detikFood |
Semua sate di sini makin enak karena dicocol sambal andalan Babakaran. Ada 3 jenis sambal yang kami coba yaitu sambal Babakaran (Rp 4.000), sambal Kang Emil (Rp 4.000), dan sambal Si Tumang (Rp 4.000).
Sambal babakaran merupakan paduan cabai rawit ulek dengan bawang putih. Nampak bagian bawah sambal memiliki genangan minyak. Huahh! Sambal ini terasa pedas menggigit dengan sentuhan sedikit gurih. Sangat pas untuk para penggila pedas.
Sambal Kang Emil termasuk varian sambal baru di sini. Berbeda dengan sambal babakaran, sambal Kang Emil memadukan cabai dengan irisan bawang merah. Ada juga paduan rempah seperti sereh dan jeruk nipis pada sambal. Rasanya pedas berempah dan sedikit mengingatkan kami pada rasa sambal matah.
Foto: detikFood |
Untuk alternatif sambal yang tidak terlalu pedas, sambal si Tumang bisa jadi pilihan. Manisnya kecap berpadu enak dengan irisan cabai rawit dan bawang merah.
Oia, Babakaran juga menyediakan nasi putih sebagai pendamping sate. Bisa jadi solusi untuk Anda yang mau makan kenyang.
Saat mampir ke Babakaran perlu takut kemalaman karena gerai ini ternyata buka dari jam 12 siang hingga 5 pagi. Tentu bisa jadi tujuan wisata kuliner malam saat ke Bandung. Yuk, coba!
Babakaran
Jalan Ir. H. Juanda No. 111
Dago, Bandung
Telepon: 022 20453946
(adr/odi)

Foto: detikFood
Foto: detikFood
Foto: detikFood
Foto: detikFood
KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN