Fotografer makanan profesional, Celeste Noche dari Portland, Amerika Serikat mengidentifikasi adanya kesalahan umum yang nampak pada unggahan foto makanan Instagram para foodie ataupun majalah kuliner.
"Ketika orang tidak meluangkan waktu untuk mengedukasi dirinya tentang budaya yang berhubungan dengan sebuah makanan, maka mereka berakhir pada mengabadikan stereotip budaya dan kekeliruan," ujar Noche seperti dikutip dalam Quartz (24/2).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kesalahan yang sering terjadi ialah fotografer dan penata makanan menggunakan properti tanpa riset sebelumnya. Resep short ribs Filipina dari Andrew Zimmern, misalnya, menyertakan sumpit di dekatnya.
"Sepintas ini terlihat tak masalah, kecuali bagi masyarakat Filipina yang secara tradisional menyantap short ribs dengan sendok dan garpu. Atau mereka hanya menggunakan tangan. Jadi hal ini menunjukkan dia salah menggeneralisir semua orang Asia," jelas Noche.
![]() |
Bukan hanya individu, majalah besar sekelas Bon Appetit juga pernah melakukan kesalahan serupa. Kejadian bermula saat majalah menampilkan konten cara makan pho sebenarnya.
Konten menampilkan chef kulit putih asal Philadelphia menunjukkan cara makan pho yang dideskripsikannya sebagai "tren makanan." Hal ini membuat seorang chef Vietnam protes.
Menurutnya Bon Appetit memperlakukan pho seperti makanan tren dan menghiraukan sejarah panjang pho pada budaya Vietnam.
"Mereka yang menulis, menata, dan memotret makanan kadang meremehkan wewenang yang diberikan pada makanan yang sebenarnya bukan milknya," tambah Noche.
Ia menambahkan masalah yang paling umum adalah bagaimana memberi properti pada makanan non-Barat. Paling sering makanan Asia disajikan dengan alat makan yang tidak seharusnya.
Masyarakat Thailand, contohnya, menggunakan garpu bukan sumpit. Tetapi banyak yang memberi properti sumpit pada foto hidangan Thailand.
Foto-foto hasil pencarian di Google juga menunjukkan kesalahan umum dimana pho disajikan dengan sumpit sebagai dekorasi foto. Ada juga foto spaghetti yang kebanyakan hanya menampilkan spaghetti di latar belakang putih.
![]() |
Pada intinya, fotografi makanan menyampaikan lebih dari sekadar foto makanan. Ada banyak hal yang bisa tercermin darinya.
Noche menyarankan agar fotografer amatir menyempatkan diri untuk belajar soal makanan yang akan difoto. "Jika sesuatu nampak tidak familiar untuk Anda, bicaralah pada orang yang berasal dari budaya tersebut untuk mempelajari lebih banyak soal makanan yang dimaksud," tambahnya.
Noche juga menyarankan agar tidak menyebut makanan menjijikkan atau aneh hanya karena tidak terbiasa melihatnya. "Intinya kita harus berpikir sebelum mengambil kamera. Gunakan foto makanan sebagai media untuk berbagi soal cerita orang lain alih-alih memaksakan foto tersebut sesuai dengan selera pribadi," pungkasnya. (lus/odi)