Budaya minum kopi kini tak hanya populer di Jakarta. Di kota besar, seperti Surabaya, warganya juga menjadikan kopi sebagai bagian gaya hidup. Hal ini dipaparkan barista Bagus Prakoso dalam peluncuran Nescafe Dolce Gusto (NDG) (10/1) di Tunjungan Plaza.
"Banyak warga Surabaya mengawali, mengisi, dan menutup hari mereka dengan segelas kopi. Kehadiran NDG memungkinkan warga Surabaya menjadi barista di rumah. Minuman favorit a la kafe bisa diracik dengan langkah mudah," jelas Bagus yang menjadi Top 6 Barista di ajang Indonesia Coffee Events 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
NDG dilengkapi teknologi yang mampu hasilkan tekanan hingga 15 bar. Temperatur mesin juga sama seperti mesin kopi di kafe. "Karenanya pengguna bisa membuat minuman kopi dengan layer dan foam layaknya di kafe. Dari segi rasa, minuman yang dihasilkan juga berkualitas," tutur Bagus.
Menurut Bagus, untuk seorang barista bisa membuat cappucino lengkap dengan foam tebal di atasnya, dibutuhkan waktu setidaknya 2 tahun. Barista Caturra Espresso ini berujar, "Tapi kalau pakai NDG, tinggal memasukkan kapsul kopi dan susu saja secara bergantian. Cappuccino pun bisa langsung dinikmati."
Kreasi latte art juga bisa dibuat dengan NDG. Bagus menjelaskan, "Espresso tinggal dituangi susu yang ditaruh dalam jug. Selanjutnya dibutuhkan kreativitas dalam menuangkan susu hingga membentuk pola latte art yang cantik."
![]() |
Mengenai kehadiran mesin kopi praktis seperti NDG, Bagus mengaku tak khawatir profesinya terancam karena orang malas ke coffee shop. "Jika kopi sudah menjadi kebutuhan masyarakat, mereka akan tetap ke coffee shop untuk menikmati kopi racikan barista," jelas Bagus.
Pria asal Surabaya ini menambahkan, "Nah, jika di rumah ada NDG, mesin ini bisa jadi solusi praktis untuk memenuhi keinginan mereka minum kopi. Jadi tidak ada hal yang perlu ditakutkan," tutur Bagus.
Senada dengan Bagus, Irma Praharsi selaku Marketing Manager NDG berujar "Contohnya kehadiran Instagram tidak membuat profesi fotografer tergeser. Karena orang kini lebih suka fotografi, maka ada Instagram yang bisa dimanfaatkan. Namun fotografer profesional tetap dibutuhkan."
(adr/odi)