Wajan berlapis besi atau iron skillet, kini kembali populer di berbagai dunia. Wajan ini telah ada sejak dulu, menjadi alat masak utama.
Wajan ini berupa wajan datar bertangkai dan terbuat dari besi tempa. Dulu ditinggalkan orang karena berat, membuat makanan lengket dan susah dibersihkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekarang banyak restoran yang menyajikan hidangan mereka di atas wajan panas. Pemakaiannya makin populer dan makin digemari orang. Wajan besi ini tengah mencapai puncak kepopulerannya.
Menurut Thekitchn (27/09/16) ada tiga sebab yang membuat wajan ini layak menjadi tren lagi.
1. Barang antik
![]() |
Penjualan wajan besi ini di Amerika semakin meningkat. Salah satu produsen yang paling terkenal, Lodge, mengalami peningkatan penjualan sebesar dua kali lipat dari total penjualan di tahun 2008.
Selain itu dulu wajan ini ditinggalkan, karena munculnya teknologi dalam memasak seperti microwave. Tapi hal itu tidak berlangsung lama. Mary Theisen, seorang kolektor wajan antik mengatakan bahwa setelah dia memoles wajan-wajan tua itu, banyak orang yang tertarik membelinya.
"Pelanggan saya mengatakan, mereka membeli wajan antik ini karena mereka suka dengan gagasan bahwa mereka memasak dengan barang yang bersejarah," tuturnya. Kini Mary telah menjalani bisnis kolektor wajan antiknya lebih dari lima tahun. Tren vintage yang menyebar luas, membuat wajan skillet kembali dilirik.
2. Ramah lingkungan
![]() |
Selain kaya akan nilai sejarah, ternyata wajan besi ini terbukti ramah lingkungan, dan sehat untuk makanan yang diolah.
Orang lebih memilih menggunakan wajan besi dibandingkan menggunakan panci almunium, yang bisa mencemari makanan yang diolah. Wajan besi ini juga panasnya lebih merata dan makanan menjadi lebih sempurna matangnya.
3. Wajan lama lebih baik daripada yang baru
![]() |
Banyak jenis wajan dijual di pasaran, tapi wajan antik ternyata jauh lebih baik dari yang diproduksi sekarang. Wajan tempo dulu, memiliki tekstur permukaan yang lebih halus dan membuat makanan yang kita olah lebih meresap.
Ternyata, wajan tempo dulu memiliki proses manufaktur yang berbeda. Permukaan wajan dibuat dengan cetakan pasir, dan kerikil kecil yang dipoles hingga halus. Berbeda dengan produksi sekarang, yang tidak melalui proses ini tetapi memakai mesin.
(adr/odi)