Selama 13 tahun terakhir, Prefektur Aichi tercatat memiliki angka kecelakaan lalu lintas fatal tertinggi di Jepang. Tahun lalu sebanyak 443.691 kecelakaan terjadi mengakibatkan luka hingga kematian. Sebanyak 50.101 kecelakaan diantaranya melibatkan penggunaan ponsel saat berkendara.
Dengan semakin pentingnya ponsel dalam kehidupan banyak orang, angka kecelakaan terkait penggunaannyapun diperkirakan semakin banyak. Sementara itu pihak berwenang belum memiliki rencana efektif guna mengatasi masalah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Aplikasi bernama Driving Barista ini dibuat Toyota Motor Corporation, Komeda Co Ltd dan KDDI Corporation. Aplikasi berfungsi dengan memanfaatkan sensor gyro pada ponsel. Sensor ini mampu merasakan kemiringan perangkat untuk memastikan ponsel tetap menghadap ke bawah alias tidak digunakan selama waktu perjalanan tertentu.
Ada pula sensor GPS untuk menghitung jarak yang telah ditempuh pengemudi. Jika pengemudi telah melampaui jarak 100km tanpa memainkan ponsel, mereka mendapat kupon yang bisa ditukarkan dengan blended atau es kopi di Komeda Coffee Shop.
![]() |
Dikutip dari Oddity Central (23/9), Toyota mengklaim Driving Baritsa sebagai aplikasi mobile pertama yang bertujuan mengurangi kecelakaan lalu lintas.
"Kami berkontribusi untuk mencapai tujuan utama berupa zero traffic fatalities dan zero traffic accidents. Dengan mengusung inisiatif pendidikan keselamatan lalu lintas baru bersama Komeda dan KDDI, kami berharap bisa mengurangi kecelakaan lalu lintas," ujar Shuichi Murakami, perwakilan Toyota.
Driver Barista diluncurkan pada 20 September 2016. Tersedia untuk perangkat iOS dan Android. Namun saat ini hanya berfungsi di Prefektur Aichi. (lus/odi)