Sate klatak merupakan sajian khas Yogyakarta yang selalu diburu banyak orang. Popularitasnya makin menanjak setelah film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) 2 memasukkan Sate Klatak Pak Bari sebagai salah satu lokasi syuting.
Saat sedang di Yogyakarta, kami tak ingin melewatkan racikan Sate Klatak Pak Bari di area Pasar Jejeran, Wonokromo. Sayangnya warung Pak Bari tutup ketika kami mampir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warungnya berlokasi tak jauh dari Pak Bari. Di bagian depan terpatri papan "Sate Klatak Pak Jono" sebagai penanda. Meski mampir saat baru buka, warung sudah terlihat dipadati pembeli.
![]() |
Area bersantapnya sederhana berupa lesehan beralas tikar. Suasana warung begitu temaram dan sepi. Maklum saja karena begitu Pasar Jejeran tutup tak ada lagi aktivitas utama di sini.
Sebelum memesan kami bisa melihat proses memasak di depan warung. Terlihat potongan daging kambing digantung sementara beberapa pegawai sibuk menyiapkan dan memasak daging tersebut.
Kami memesan Sate Klatak (Rp 20.000) dan Kicik Balung (Rp 20.000) sebagai santapan. Pegawai menginformasikan satu porsi sate klatak hanya berisi 2 tusuk sate kambing.
Tak menunggu lama, sate klatak disajikan terpisah bersama kuah gulenya. Terlihat tusukan sate berupa jeruji sepeda yang jadi ciri khas sate klatak.
Tiap tusuk sate berisi sekitar 5 potong kecil daging kambing. Ada totol-totol hitam bekas bekaran di beberapa permukaan sate. Nyamm! Satenya begitu empuk gurih tanpa aroma atau jejak prengus sedikitpun.
![]() |
Hanya terjejak rasa gurih garam yang pas pada potongan daging hangat ini. Sementara kuah gulenya berwarna kuning pekat dengan aroma gurih santan menguar. Gule khas Jawa ini dibuat dengan bumbu lengkap seperti ketumbar, jintan, dan serai.
Gurih berempahnya kuah gule melengkapi kelezatan sate klatak. Wah! Tak terasa 3 porsi sate klatak habis dengan cepat. Semua karena paduan bumbu yang pas dan tekstur daging yang empuk.
"Kalau kami selalu pilih kambing kacangan. Kambing kecil yang usianya dibawah setahun," ujar seorang pegawai Pak Jono mengenai rahasia keempukan daging kambingnya.
Tiap hari Pak Jono bisa menghabiskan 2 ekor kambing. "Semua bagiannya terpakai, mulai dari daging untuk sate hingga tulang dan jeroan untuk tongseng," ujar pegawai tersebut.
![]() |
Mengenai embel-embel nama 'Horor' pada warung ia berujar ini karena karena warung buka hingga jam 2 pagi.
Kicik balung jadi santapan berikutnya. Tulang berbalut bumbu kecokelatan ini disajikan di atas piring. Pegawai juga turut menyajikan piring kosong untuk menaruh bekas balung atau tulang.
Kicik rupanya sajian mirip tongseng. Hanya saja cenderung kering dengan sedikit kuah atau nyemek. Tak sekadar balung, ternyata balung masih menyertakan sedikit daging sehingga kami bisa melahapnya.
![]() |
Slurrpp! Kami benar-benar menyukai racikan bumbu kicik balung ini. Kecap manisnya cukup pekat dengan sentuhan merica kuat. Enak dihisap hingga ke bagian dalam tulang.
Segelas teh tawar panas benar-benar jadi pembilas dahaga yang pas. Membuat tenggorokan segar dan badan hangat.
Nah, kalau sedang di Yogyakarta, sempatkan mampir ke warung Pak Jono. Tak perlu takut tutup karena warung buka hingga dini hari.
Sate Klatak Horor Pak Jono
Area Parkir Pasar Jejeran
Wonokromo, Pleret, Bantul
Yogyakarta
Telepon: 08164268846
Jam buka: 18.30-02.00 WIB
(adr/odi)