Hujan Locale: Permainan Rasa Rempah Segar dari Sang Street Food Chef

Hujan Locale: Permainan Rasa Rempah Segar dari Sang Street Food Chef

Odilia Winneke Setiawati - detikFood
Rabu, 24 Agu 2016 10:55 WIB
Foto: Odilia WS
Jakarta - Kecintaan sang chef akan hidangan Asia terasa kuat dalam menu di sini. Dari kari kambing hingga udang disajikan segar menggoda.

Bangunan restoran dengan jendela berkisi-kisi tak terlihat mencolok tetapi menarik perhatian. Interiornya memadukan unsur kayu dan rotan dengan warna alami kayu. Aroma tropisnya makin terasa dengan hiasan dinding berupa goresan aneka buah dan rempah tropis.

Restoran kelima chef Will Meyrick ini pun membawa menu 'street food' yang disajikan dengan presentasi menarik. Karena ingin menikmati keriuhan Ubud di sepenggal jalan Sri Wedari kami memilih duduk di lantai bawah, di tepian jendela lebar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlihat menunya menampilkan sentuhan rasa Lombok, Bali, Manado, Batak, Jawa hingga Aceh. Diselingi beberapa hidangan peranakan. Dari bu sie itek Aceh, bubur Manado hingga sayur lodeh dan nasi bakar.


Tentu kami merasa bagai di rumah dengan menu gaya home cooking ini. Sebagai pembuka Hujan beetel leaf (Rp.30.000) disajikan segar menarik. Selembar daun sirih muda diberi isian urap pucuk pakis.

Tekstur pucuk paku atau pakis nya renyah seperti juga kelapa serut, tauge dan taburan bawang merah gorengnya. Renyah, pedas dan gurih. Sukses merangsang nafsu makan untuk mencicipi sajian berempah.

Crispy squid with chilli jam ginger flower (Rp. 98.000) tampil tak kalah memikat. Bunga kecombrang atau honje atau rias dengan rasa kecut lemon dan wangi jahe jadi aksen saus cumi ini.


Cuminya dipotong dengan keratan kemudian dibalut tepung dan digoreng kering. Ditaburi cabe bubuk, garam dan kemangi goreng. Kenyal gurih cumi dicocol sambal yang pedas, hangat dan wangi. Gurih pedas!

Sedangkan inspirasi Bali dalam bentuk sambal matah dihadirkan chef Will Meyrick dalam Karangasem Sambal Udang (Rp. 160.000). Aroma wangi kecombrang dan segar lemon tercium enak dari sajian ini.

Empat ekor udang jerbung besar, juicy manis saat digigit. Irisan kecombrang, serai, cabai, jeruk limau dan kemangi mempersegar sajian udang ini. Meskipun pedas menyengat namun terasa segar di mulut.


Setelah menikmati sajian aromatik dengan rempah segar, kami memutuskan untuk melepas kangen dengan Kari Kambing Aceh (Rp. 170.000). Kari ini diracik dengan inspirasi penjual kari di jalan Medan di Geudong Aceh Utara.

Menjuluki diri 'street food chef' Will Meyrick memang tak main-main. Ia bahkan menjelajahi kabupaten Bireuen, Aceh Utara untuk belajar langsung pada penjualnya, meracik kari kambing khas Aceh.

Tak berlebihan jika Kari Kambing disajikan dengan aroma gurih kari yang semerbak. Kuahnya pekat cokelat kemerahan. Kapulaga putih, daun kemangi goreng, serai dan belahan cabe merah menghiasi permukaan kari ini.

Potongan daging kambing Australianya terasa empuk juicy. Slow cooking pada kari ini menghasilkan kuah yang pekat dengan rasa kaldu dan rempah menyatu. Ada sedikit semburat asam yang enak pada kari ini.


Yang paling kami sukai adalah Roti Canai yang disajikan dalam gulungan. Menggembung, kuning keemasan dengan lapisan adonan yang terlihat garing renyah.

Sobekan flat bread ini menyisakan serpihan adonan, tentu rasanya gurih renyah. Makin enak dicocol dengan kuah kari kambing. Roti canai ini memang juara. Dua potong roti canai dengan taburan bawang merah goreng ini terasa kurang. Makin terendam kuah kari makin dahsyat di lidah.

Sesuai dengan namanya Hujan Locale yang mengandung dua unsur. Hujan yang berarti berkah dan kesegaran. Sementara 'locale' mewakili bahan dan rempah segar dari Bali yang banyak dipakai dalam masakan.

Kembali chef Will Meyrick menunjukkan kecintaannya akan hidangan lokal dan Asia. Street food yang sebenarnya ditafsirkan dengan sukses menjadi santapan yang jujur rasanya.

Hujan Locale
Jl. Sri Wedari No.5, Ubud,
Kecamatan Gianyar
Bali
Telepon: 0813-39720306
Jam buka Β·12.00 - 23.00

(adr/odi)

Hide Ads