Salah satunya Paxi House Tokyo di Setagaya Ward. Menurut Japan Today (24/06) restoran ini menyajikan sekitar 40 hidangan berbeda memakai herba wangi itu. Dikenal dengan nama 'phakchi'. Restoran membuat tempura daun ketumbar dan disebut 'kimpira' atau tempura akar daun ketumbar.
Sejak buka tahun 2007, restoran telah mengembangkan lebih dari 500 hidangan memakai daun ketumbar. Tidak hanya pada sajian otentik Asia Tenggara. Tapi juga hidangan bergaya asli Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Orang yang keliling dunia pasti sudah akrab dengan daun ketumbar. Saya ingin menyebarkan herba ini di Jepang dan menjadikan restoran kami tempat orang bisa berkumpul," , ungkap Kyo Satani, pemiliknya.
Pelanggan restoran ini kebanyakan wanita berusia 20 an dan 40 an tahun. Ia yakin mereka menghargai kreasi restoran dan akan kembali untuk mencicipi beragam makanan yang disajikan.
Menurut Satani, sajian dengan daun ketumbar makin populer di Jepang. Karena kini tidak hanya disajikan di restoran makanan asing, tapi juga di bar gaya Jepang biasa.
Sementara di Nagoya, ada dua restoran yang dioperasikan Kora Co memasukkan sajian dengan daun ketumbar pada menunya sampai akhir Agustus. Ini sebagai bagian kampanye mereka untuk mempromosikan herba itu.
![]() |
Sebuah perkebunan ketumbar di Takeo, Prefektur Saga di bagian tenggara Jepang memberikan saran pada kedua restoran untuk cara memasaknya. Kora mengembangkan 7 sajian termasuk gyoza daun ketumbar dan ayam bungkus daun ketumbar.
"Phakchi sudah booming di Tokyo. Kami harap restoran kami bisa memicu popularitasnya di Nagoya," ucap humas Kora. Produk dengan daun ketumbar juga merambah toko ritel. Camel Coffee Co berbasis di Tokyo, punya toko makanan impor bernama Kaldi Coffee Farm. Toko ini mulai menjual saus salad daun ketumbar sejak April yang dibuat dari daun ketumbar lokal.
"Kami menerima sejumlah besar pertanyaan mengenai produk phakchi," tutur pihak dari Camel Coffee. (odi/odi)