Catatan dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan dan lembaga medis pada Jumat (27/05), menunjukkan peningkatan pasien dari negara-negara Timur Tengah. Tahun lalu sekitar 3.000 orang dari Uni Emirat Arab mendapatkan perawatan di rumah sakit Korea Selatan, sebut laporan Yonhap.
Pasien dari wilayah itu membutuhkan makanan dan minuman yang diperbolehkan dalam aturan Islam. Sehingga rumah sakit lokal mengatakan mereka memenuhi kebutuhan tersebut melalui upaya khusus.
Seoul National University Hospital di Seoul menyebut telah mengembangkan 22 menu baru mulai dari sup, makanan pembuka, salad dan hidangan utama melalui tugas spesial yang dimulai Mei tahun 2015.
![]() |
Pihak rumah sakit mengatakan stafnya melakukan perjalanan bisnis untuk membeli bahan masak untuk makanan halal yang tidak tersedia secara lokal.
"Ada banyak barang yang tidak diimpor ke negara (Korea Selatan). Staf rumah sakit perlu pergi ke luar negeri untuk membelinya, dan kadang, mantan pasien atau walinya mengirimkan pada kami," ucap Seo Soo-ryang yang terlibat dalam tugas itu, seperti dilansir dari Yonhap (27/05).
Layaknya tiap wilayah di Korea yang memiliki selera makanan berbeda, tiap pasien pun punya preferensi makanan halal tersendiri, tambah Seo. "Kami membutuhkan bantuan agar bisa mengatasi keterbatasan tersedianya bahan."
Sementara Severance Hospital mengatakan perlu sangat berhati-hati untuk memastikan bahan yang dipakai dalam makanan halal telah memenuhi kriteria.
![]() |
"Makanan yang dijual dalam bentuk paket perorangan setelah dibawa ke negara dalam jumlah besar, seperti daging domba, tidak memiliki label terpisah. Apa yang kami lakukan adalah memfoto label dan informasi lainnya pada sumber makanan yang ada di kotaknya," ungkap salah seorang anggota tim gizi di rumah sakit itu.
Samsung Medical Center juga memperhatikan kegiatan muslim, misalnya Ramadan, yang mengharuskan puasa dari matahari terbit sampai terbenam. Pihak rumah sakit tersebut menyediakan menu makan malam spesial selama Ramadan dan menambah porsinya.
"Pasien Timur Tengah berhati-hati tidak hanya mengenai ramadan tapi juga waktu ibadah dan kontak dengan wanita. Kami menaruh banyak perhatian pada layanan nonmedis juga," tutur Lee Sang-chul, kepala layanan kesehatan internasional Samsung Medical Center.
(adr/odi)