Limbah makanan bukan hanya masalah negara-negara di Eropa dan Amerika tetapi juga Asia. Malaysia menghadapi masalah serius soal limbah makanan. Tahun lalu selama ramadan tercatat 270.000 ton makanan terbuang sia-sia.
Dikutip dari The Star (24/05), Wakil Menteri Pertanian dan Industri, Nogeh Gumbek mengatakan, "Meningkatnya kebiasaan pemborosan makanan terutama selama musim perayaan tidak boleh dilakukan dan harus diatasi."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Nogeh menyatakan pula bahwa pemerintah melalui Mardi sedang melakukan beberapa program nasional untuk mendidik masyarakat. Terutama tentang dampak pemborosan makanan kepada seluruh masyarakat dan negara. Sementara itu, pejabat senior pengembangan usaha Food and Agriculture Organisation (FAO) Dr. Rosa Rolle mengatakan bahwa standarisasi Food Loss and Waste (FLW) akan diluncurkan bulan depan. Hal ini dilakukan dalam upaya mengatasi bertambahnya limbah makanan.
"Standar FLW memungkinkan berbagai negara dan daerah lain untuk memperhitungkan dan melaporkan secara kredibel tentang limbah makanan. Catatan tentang kerugian dan limbah makanan dapat dilakukan sehingga pembuangan makanan bisa dikurangi, " kata Dr. Rosa.
Dr. Rosa menjelaskan bahwa pengembangan standar sedang dikoordinasikan oleh World Resources Institute (WRI) bersama-sama dengan the Consumer Goods Forum (CGF) dan the World Business Council for Sustainable Development (WBCSD).
![]() |
"Secara global ada sekitar 1,3 miliar ton limbah makanan yang senilai dengan RM 4.4 triliun setiap tahunnya," tambahnya. Forum "MySaveFood" dihadiri oleh 100 peserta dari instansi pemerintah dan sektor swasta. Tujuannya untuk menciptakan kesadaran tentang rantai makanan dan untuk mengurangi limbah makanan. (odi/odi)