Wine Sintetis Ini Dibuat Tanpa Buah Anggur Sama Sekali

Wine Sintetis Ini Dibuat Tanpa Buah Anggur Sama Sekali

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Rabu, 25 Mei 2016 10:07 WIB
Foto: iStock/Oddity Central
Jakarta - Wine umumnya dibuat dari fermentasi anggur. Namun ahli wine ini hanya memanfaatkan air dan ethanol untuk membuat wine dalam 15 menit.

Oddity Central (24/05) melaporkan sepasang ahli wine asal San Francisco berhasil membuat wine sintetis tanpa anggur. Mereka mengombinasikan air dan ethanol dengan senyawa perasa yang mirip cita rasa wine asli.

Mardonn Chua dan Alec Lee, pendiri start-up Ava Winery, mengatakan terinspirasi menciptakan wine sintetis setelah mengetahui Chardonnay dari perkebunan anggur California's Napa Valley memenangkan penghargaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keduanya mengaku tidak bisa menikmati wine tersebut karena mahal. Chua dan Lee lalu mencari cara membuat wine enak dan terjangkau sehingga bisa dinikmati banyak orang.

"Saya hanya terpaku melihat botol (Chardonnay) dipajang. Saya tidak akan bisa membeli wine seperti ini. Saya tidak akan bisa menikmatinya. Hal ini membuat saya berpikir," ujar Chua.

Akhirnya mereka memutuskan melewati langkah mahal pembuatan wine. Berupa penanaman dan fermentasi anggur selama bertahun-tahun.

Chua dan Lee kemudian berkreasi dengan ethanol, komponen terpenting dalam pembuatan minuman alkohol. Mereka juga menambahkan senyawa ethyl hexanoate untuk menghadirkan rasa fruity.

Keduanya ingin meningkatkan teknik mereka dalam membuat wine sintetis. Chua dan Lee bahkan berencana memproduksi replika sparkling white wine asal Italia, Moscato d'Asti.

Senyawa perasa juga terus disempurnakan. Keduanya, misalnya, menggunakan ethyl isobutyrate dan ethyl hexanoate untuk membuat varietas wine lain seperti Chardonnay dan Pinot Noir. Dibantu metode berteknologi tinggi diantaranya gas chromatography dan mass spectrometry.

Semua wine sintetis Chua dan Lee terdiri dari 85% air, 13% ethanol, dan 2% senyawa perasa, gliserin, gula, dan tannins.

Terinspirasi kesuksesan ini, Chua dan Lee juga membuat champagne tanpa anggur dan ragi. Harga champagne sintetis ini tentu lebih murah dibanding champagne asli.

Menanggapi konsep menarik ini, tidak semua orang menyukainya terutama pencinta wine berkualitas. "Ini tidak masuk akal," ujar Alain Deloire selaku Direktur National Wine and Grape Industry Center di Charles Sturt, Australia.

Baginya tanah tempat anggur tumbuh memiliki dampak besar dalam menentukan kualitas wine sesungguhnya. "Dan inilah yang selalu dicari pelanggan," ujar Deloire.

Tony Milanowski, ahli pembuatan wine di Plumpton College Inggris meragukan produk wine sintetis ini. Menurutnya beberapa senyawa rasa yang tercipta ketika mikroba memfermentasi anggur tidak bisa dihadirkan wine sintetis

Lisa Grossman yang telah mencicip Moscato d'Asti sintetis mengaku kecewa karena aromanya begitu sintetis. Mirip alkohol pembersih atau plastik.

Tetapi Chua dan Lee tidak khawatir dengan opini negatif yang bermunculan. "Rahasia besar di sini adalah sebagian besar senyawa wine sebenarnya tidak berdampak besar pada rasa dan aromanya. Dan produk kami jelas lebih murah. Mereka mungkin benar, rasa penasaran akan wine sintetis bisa meningkatkan penjualannya," pungkas Lee. (lus/odi)

Hide Ads